Malaysia Airlines Rugi Rp 1,6 Triliun Usai Tragedi MH370
Malaysia Airlines (MAS), Kamis (15/5/2014), menyatakan mengalami kerugian bersih 59 persen pada kuartal pertama 2014 ini.
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Malaysia Airlines (MAS), Kamis (15/5/2014), menyatakan mengalami kerugian bersih 59 persen pada kuartal pertama 2014 ini.
Kerugian itu, sebagai imbas susulan dari hilangnya pesawat penerbangan MH370 pada 8 Maret 2014. Adapun pencarian pesawat itu dihentikan sementara karena kerusakan peralatan pencari.
Total nilai kerugian bersih kuartal pertama maskapai ini, mencapai 443,4 juta ringgit atau sekitar Rp 1,6 triliun. Nilai kerugian ini, meningkat hampir dua kali lipat dari kerugian bersih yang dicatatkan pada kuartal pertama 2013 senilai 278,8 juta ringgit atau setara Rp 980 miliar.
Meski demikian, pendapatan maskapai ini masih tercatat naik 1,7 persen, menjadi 3,6 miliar ringgit atau setara Rp 12,6 triliun.
Malaysia Airlines telah mencatatkan kerugian dalam lima kuartal berturut-turut. Misteri hilangnya penerbangan MH370, semakin menekan perusahaan yang sudah terbelit persoalan mahalnya harga bahan bakar dan biaya operasional.
Sejak hilangnya penerbangan MH370, Malaysia Airlines telah kehilangan 60 persen pangsa pasar penumpang dari dan ke Tiongkok pada Maret 2014.
Pembatalan dan penurunan frekuensi penerbangan yang melayani rute terkait negeri tirai bambu itu menjadi penjelasannya.
Penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines hilang pada 8 Maret 2014 dengan 239 orang di dalam pesawat, dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Dua pertiga dari jumlah itu berasal dari Tiongkok.
Hilangnya pesawat ini membuat posisi keuangan Malaysia Airlines memburuk, menggagalkan rencana mereka untuk mulai mencatatkan laba kembali pada tahun ini.
Pada 2013, maskapai milik Pemerintah Malaysia tersebut mencatatkan total kerugian 1,17 miliar ringgit, setara Rp 4,2 triliun, hampir tiga kali lipat kerugian pada 2012.