PM Pakistan Kutuk Insiden Perajaman Wanita Hamil
PM Nawaz Sharif meminta pemerintah Punjab segera bertindak.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, Kamis (29/5/2014), memerintahkan pemerintah setempat Provinsi Punjab untuk mengambil langkah segera terkait pembunuhan seorang perempuan hamil dengan cara dirajam di luar sebuah gedung pengadilan.
Pada Selasa (28/5/2014), Farzana Parveen dirajam di luar gedung Pengadilan Tinggi Lahore, Provinsi Punjab oleh lebih dari 20 orang termasuk ayah dan kakak laki-lakinya karena menikahi seorang pria yang tak disetujui keluarganya.
Kepada menteri utama Provinsi Punjab yang juga saudaranya, Shahbaz Sharif, PM Nawaz Sharif meminta pemerintah Punjab segera bertindak.
"Saya memerintahkan menteri utama untuk mengambil langkah segera dan laporan perkembangan kasus ini harus dikirim ke kantor saya malam ini juga," kata Sharif dalam pernyataan resminya.
"Kejahatan seperti ini sama sekali tak bisa diterima dan harus ditangani sesuai hukum yang berlaku," tambah Sharif.
Farzana, yang tengah mengandung tiga bulan, pergi ke pengadilan untuk memberikan kesaksian untuk suaminya Muhammad Iqbal, yang dituduh keluarga Farzana menculik dan memaksanya untuk menikah.
Iqbal (45), kepada AFP mengatakan dia dan Farzana selamat dari serangan sebelumnya dalam sidang pertama 12 Mei lalu dan menuntut keadilan untuk kematian istrinya.
Insiden ini mendapatkan perhatian media dan dunia internasional. Sejumlah aktivis HAM internasional langsung bereaksi dan memberikan kecaman terkait kekejaman ini.
Komisioner HAM PBB Navi Pillay juga mengecam keras persitiwa itu dan mendesak pemerintah Pakistan mengambil langkah tehas untuk menghentikan praktik "pembunuhan demi kehormatan" yang marak terjadi di negara itu.
Berdasarkan data Komnas HAM Pakistan, tahun lalu tercatat 869 orang perempuan tewas akibat dari apa yang disebut "pembunuhan untuk kehormatan".