Kemenag Mantapkan Persiapan Hadapi Puncak Haji
Semua lini dimantapkan untuk melayani dan melindungi jemaah haji selama di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina).
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Menjelang puncak haji tahun ini yang jatuh Jumat, tanggal 3 Oktober 2014, Kemenag RI terus melakukan pemantapan persiapan. Semua lini dimantapkan untuk melayani dan melindungi jemaah haji selama di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina).
Pemantapan tersebut terkait penempatan jemaah, tenda-tenda maktab, transportasi, petugas sektor yang di-BKO-kan di tiap-tiap maktab, konsumsi atau katering. Juga dilakukan simulasi pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, Mina, atau sebaliknya dari Mina ke Masjidil Haram, Mekkah, dan kemudian balik lagi ke Arafah.
"Ini untuk memudahkan dalam menjalankan tugas masing-masing para petugas di sektor-sektor," ujar Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Abdul Djamil, seusai rapat koordinasi persiapan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengecek Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina) di kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (23/9/2014).
Sejauh ini persiapan menuju Armina sudah 80 persen. Rapat koordinasi final akan digelar pada 29 September atau sehari setelah masa kedatangan terakhir jemaah haji di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Kabid Pelayanan Kepulangan dan Trasportasi PPIH Indonesia di Arab Saudi, Subhan Cholid, menjelaskan, pergerakan jemaah haji ke Arafah akan dimulai pada 8 Dzulhijjah selama 24 jam. Jemaah haji Indonesia mendapat jatah 20 bus besar untuk memberangkatkan jemaah haji dari pemondokan-pemondokan di Mekkah ke Padang Arafah yang berjarak sekitar 5 sampai 6 kilometer.
"Kami akan sebarkan edaran ke masing-masing pemondokan terkait jadwal penjemputan mereka ke Arafah. Mereka harus mematuhi jadwal itu, agar tidak buru-buru mengenakan kain ihram pada pagi hari, namun ternyata jadwal penjemputannya justru sore hari," jelasnya.
Bila sudah dijemput di masing-masing pemondokan, petugas Daker Mekkah akan melakukan penyisiran untuk memastikan semua jemaah haji Indonesia sudah berada di Arafah.
Jemaah haji Indonesia akan ditangani dan diawasi oleh petugas PPIH Daker Jeddah, yang sudah tiba di lokasi Arafah satu-dua hari sebelum jemaah haji tiba. Setelah dipastikan jemaah berada di Arafah dan menjalani Wukuf, jemaah haji kemudian diberangkatkan ke Muzdalifah dengan menggunakan sembilan bus.
Nantinya, di tiap-tiap Maktab, terdapat satu petugas transportasi, satu petugas pemondokan dan tiga petugas katering. Petugas transportasi ini akan mengarahkan jemaah haji dalam prosesi pemindahan atau peralihan dari Arafah ke Muzdalifah dan kemudian ke Mina, hingga jemaah kembali ke pemondokan masing-masing.
Intensifkan Manasik Haji
Dirjen PHU Kemenag Abdul Djamil juga menginstruksikan para petugas haji mengintensifkan bimbingan ke jemaah. Hal ini dirasa perlu karena banyak jemaah yang manasiknya belum sempurna.
"Yang menonjol adalah mengintensifkan bimbingan. Ini memperoleh perhatian tersendiri," kata Djamil.
Ia mengingatkan inti ibadah haji adalah proses manasik dengan benar. Sejak di Tanah Air, katanya, sudah ada latihan dan bimbingan haji. Namun selama di Tanah Suci lebih diintensifkan lagi. Ruang pertemuan di hotel akan digunakan untuk kembali mengingatkan para jemaah terkait manasik haji.
Selain petugas bimbingan haji, saat ini juga ada konsultan manasik. Mereka secara rutin melakukan kunjungan ke jemaah. Saat ini juga sedang digalakkan bimbingan terpadu, dengan menggabungkan bimbingan manasik dan penyuluhan kesehatan.