Jamaah Haji Diberangkatkan ke Arafah dalam Tiga Gelombang
Kementerian Haji Arab Saudi menyediakan 20 bus untuk satu tenda maktab jamaah haji Indonesia. Ke-20 bus ini bisa diberangkatkan dalam tiga gelombang.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Jamaah haji Indonesia akan mulai bergerak dari pemondokan di Makkah menuju Arafah pada Kamis 2 Oktober 2014. Keberangkatan jamaah dari pemondokan ke Arafah akan dibagi ke dalam tiga gelombang. Pemberangkatan jamaah gelombang pertama menuju Arafah dimulai pada pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Berdasarkan data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, gelombang pertama keberangkatan dari pemondokan ke Arafah mulai pukul 08.00 WAS sampai 12.00 WAS. Gelombang kedua pada pukul 12.00 WAS sampai 18.00 WAS. Dan gelombang ketiga adalah mulai pukul 18.00 WAS sampai selesai atau jamaah sudah diberangkatkan semua ke Arafah.
Kepala Bidang Pelayanan Pemulangan (Yanpul) dan Transportasi PPIH Indonesia di Arab Saudi, Subhan Cholid, menjelaskan secara keseluruhan total bus yang disediakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia pada puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina dan Makkah (Armina) mencapai 1.508 unit.
Bus-bus itu dibagi berdasarkan maktab. Setiap rute perjalanan jumlah bus yang disediakan telah disesuaikan dengan kebutuhan. Rincian dari 1.508 bus yang melayani jamaah haji Indonesia adalah 1.040 unit bus untuk melayani 52 maktab jamaah haji Indonesia atau masing-masing maktab dilayani 20 unit bus.
Sedangkan 468 unit bus lainnya melayani jamaah haji dari Arafah ke Muzdalifah dan Muzdalifah ke Mina. Bila jamaah haji diberangkatkan 20 unit bus per Maktab dari Makkah ke Arafah, maka jumlah bus yang memberangkatkan jamaah haji dari Arafah ke Muzdalifah adalah hanya sembilan unit. Jumlah bus dari Muzdalifah ke Mina juga sembilan unit bus.
Namun, jenis bus yang memberangkatkan jamaah haji dari Makkah ke Arafah berbeda bus yang mengangkut jamaah dari Arafah ke Muzdalifah. Jenis bus ini adalah City Bus dengan kapasitas 71 orang tiap satu unit.
"Tapi karena ukuran orang Indonesia itu kecil-kecil, maka bisa muat 90 orang untuk satu bus," kata Subhan pada wartawan di Jeddah.
City bus ini memiliki tiga pintu dan ukurannya lebih pendek, sehingga memudahkan jamaah haji yang risti (risiko tinggi) atau menggunakan kursi roda.
Jadwal pemberangkatan City Bus dari Arafah ke Muzdalifah dan Muzdalifah ke Mina berkurang, dari semula tujuh kali pemberangkatan menjadi tiga kali untuk musim haji tahun ini. Maka itu, jamaah haji yang memiliki fisik kuat, disarankan berjalan kaki dari Arafah ke Muzdalifah dan Muzdalifah ke Mina.
"Jamaah haji sedunia akan berdatangan, sehingga, laju bus akan melambat. Untuk memutar dari Muzdalifah ke Arafah saat jemput jamaah saja bisa menghabiskan satu jam," kata dia. Jarak Makkah ke Padang Arafah sekitar 20 kilometer, sedangkan jarak Arafah ke Muzdalifah sekitar 3-4 kilometer. Untuk jamaah yang tiba lebih awal ke Muzdalifah, bisa berjalan kali sekitar 25-30 menit dari Arafah ke Muzdalifah.
Sementara, jika kapasitas jumlah bus tersebut baik yang mengangkut jamaah dari pemondokan di Makkah ke Arafah dan dari Arafah ke Muzdalifah belum mencukupi, Subhan mengatakan, pihaknya akan mendapatkan tambahan bus dari Kementerian Haji Arab Saudi.
Pihaknya juga akan menggelar pertemuan dengan ketua kloter, ketua sektor, Muassassah Asia Tenggara, Naqobah (perusahaan transportasi jamaah haji) dan pembimbing ibadah. "Pertemuan ini untuk menentukan jadwal gelombang keberangkatan, jamaah dari kloter mana dan di pemondokan mana yang akan berangkat pagi, siang dan malam," ujarnya.
Penentuan jadwal itu dinilai penting agar jamaah yang berangkat pada pukul enam petang tidak bersiap-siap pada pukul tujuh pagi. Jamaah yang dapat jadwal gelombang ketiga bisa memaksimalkan ibadahnya baik di Masjidil Haram maupun di pemondokan atau berkemas-kemas lebih awal.
"Kalau jamaah yang fisiknya masih kuat dan berangkat ke Arafah pada waktu sore kan masih bisa beribadah di Masjidi Haram pada pagi hari dan kembali ke pemondokan pada siang, kemudian siap-siap berangkat ke Arafah pada sore harinya," jelas Subhan.
Gelombang kedua akan diberangkatkan setelah Zuhur dan gelombang ketiga akan berangkat ke Arafah setelah Maghrib. Pembagian jam keberangkatan jamaah ke Arafah ditentukan oleh para ketua kloter dengan berkoordinasi dengan maktab.
Ia mengatakan pula, Kementerian Haji Arab Saudi menyediakan 20 bus untuk satu tenda maktab jamaah haji Indonesia. Ke-20 bus ini bisa diberangkatkan dalam tiga gelombang tersebut.
Satu bus berkapasitas 50 orang atau bisa memberangkatkan 1.000 jamaah haji dalam satu gelombang. Dalam sehari, ke-20 bus ini mampu mengangkut 3.000 jamaah haji di satu maktab. Berdasarkan data Muassassah Asia Tenggara, kapasitas satu tenda maktab mampu menampung 2.950-3.000 orang jamaah.
Dari semua persiapan, dia menjelaskan, hal yang diantisipasi adalah kemacetan dan bus mogok. Untuk titik-titik kemacetan, pihaknya sudah menyampaikan dalam rapat koordinasi tersebut agar menjadi catatan ketua sektor dan kepala PPIH Daker Makkah, Daker Jeddah dan Daker Madinah.
Sedangkan untuk bus mogok, kata Subhan, "Kita sudah siapkan kemungkinan bus mogok melalui koordinasi dengan Naqabah, agar teknisinya terus bersiaga," paparnya.
Sementara itu, terkait jadwal penjemputan bus dari pemondokan ke Arafah pada Kamis, 2 Oktober, Subhan mengimbau agar jamaah haji menyiapkan konsumsi lebih awal. Sebab, pada hari Kamis, 2 Oktober, sejumlah toko-toko di sekitar pemondokan akan tutup.
Pedagang akan menutup tokonya karena mereka akan berangkat juga ke Padang Arafah untuk berhaji. "Jadi, kalau mau stok makanan, seharusnya beli sebelum hari Kamis. Pada Kamis, ada informasi, toko-toko akan tutup," paparnya.