Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perdana Menteri Australia Dituduh Membeli "Likes Facebook" Biar Pengikutnya Banyak

Sejauh ini pengikut halaman Tony Abbott mencapai 396 ribu. Hal itu menimbulkan tuduhan bahwa Tony Abbott membeli pengikut tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Perdana Menteri Australia Dituduh Membeli
AFP
Membeli dan menjual likes dilarang oleh Facebook. 

TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Cara tercepat agar postingan anda mendapat likes yang banyak di Facebook adalah membelinya dari apa yang disebut pertanian click di India, namun para pengamat mengatakan hal tersebut tidak ada manfaatnya.

Masalah pertanian click ini menjadi perhatian di Australia, setelah muncul laporan minggu lalu bahwa sebagian besar pengikut (followers) Perdana Menteri Australia Tony Abbott berasal dari India.

Sejauh ini pengikut halaman Tony Abbott mencapai 396 ribu. Hal itu menimbulkan tuduhan bahwa Tony Abbott membeli pengikut tersebut.

Dalam bantahannya, Kantor Perdana Menteri membantah hal tersebut, namun mengatakan kepopulerannya disebabkan karena hubungan dekatnya dengan Perdana Menteri India Narendra Modi yang memiliki 25 juta pengikuti di Facebook.

Abbott bertemu dengan Modi selama KTT G-20 di Brisbane dan Perdana Menteri India ini juga berpidato di Parlemen Australia, dan PM Abbott memuat fotonya bersama Modi di halaman Facebooknya.

Menurut laporan ABC, ternyata memang ada perusahaan atau bisnis yang bisa menjual likes dan kebanyakan  berada di India.

"Ada banyak perusahaan berbeda. Banyak diantaranya berada di India, yang kerjanya hanya membuat akun Facebook dan Twitter sebanyak mungkin." kata Matthew Cox, seorang konsultan strategi di Dialogue Consulting.

Berita Rekomendasi

"KIta bisa membayar mereka sejumlah uang, dan mereka akan bisa menciptakan akun untuk menjadi pengikut kita."

Salah seorang yang menjalankan bisnis click ini adalah Rahul (bukan nama sebenarnya) dan mengatakan kliennya adalah para politisi, selebiriti, artis dan pengusaha.

Rahul mengatakan bahwa "pertanian clcknya" dilakukan dengan sistem komputer, bukannya dilakukan dengan menyewa orang untuk secara manual menglike sebuah akun atau postingan.

"Like ini dilakukan dengan bantuan sebuah server." katanya.

"Kami membuatnya melalui program, dan semua profil itu hanya main-main. Jadi dari profil yang dibuat ini semaunya palsu."

Rahul menetapkan harga 1 rupee (sekitar Rp 2000)  untuk 1 like, dan dia bisa melakukan 15 ribu like setiap hari.

Untuk biaya sekitar $ 300 (sekitar Rp 3 juta), dalam waktu 24 jam, seseorang atau sebuah perusahaan bisa menjadi lebih popular dibandingkan sehari sebelumnya.

Rahul adalah tenaga IT profesional di siang hari namun juga melakukan kerja sampingan melakukan "pertanian click".

Dia mengatakan kerja tiga hari melakukan "likes" ini bisa sama dengan gajinya sebulan dalam pekerjaan resminya.

"Ini memang pekerjaan tidak benar. Saya hanya melakukannya untuk mendapat uang." kata Rahul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas