Rusia Tertarik dengan Pengembangan Poros Maritim Indonesia
“Rusia tertarik dengan program pemerintah Indonesia dalam pengembangan poros maritim," kata Ibnu.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sebagai salah satu negara terbesar dan berpengaruh di dunia, banyak potensi Rusia yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Potensi tersebut baik di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, iptek, pendidikan, maupun teknik militer.
Demikian hal yang mengemuka dalam seminar nasional bertemakan "Kerja Sama Indonesia-Rusia dan Prospeknya untuk Indonesia" di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad) Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/12/2014).
Wakil Rektor Unpad Bidang Kerja Sama Dr. Setiawan, mengapresiasi penyelenggaraan seminar dan mengharapkan seminar dapat memberikan informasi dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perkembangan hubungan Indonesia-Rusia.
Sementara itu, Plh. Direktur Eropa Tengah dan Timur Ibnu Hadi mengatakan Rusia sebagai salah satu mitra strategis Indonesia yang memiliki potensi besar. "Kebijakan luar negeri Rusia yang mendekatkan diri ke kawasan Asia Pasifik menjadi peluang kerja sama bagi Indonesia, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan," kata Ibnu Hadi seperti dalam keterangannya.
Seminar menghadirikan para pembicara yang merupakan spesialis kawasan Eropa Tengah dan Timur, khususnya Rusia, yaitu M. Aji Surya, Enjay Diana dan Andaru Dhaniswara dari Kementerian Luar Negeri.
M. Aji Surya yang menyoroti kerja sama Indonesia-Rusia dari sudut pandang religi menyampaikan komunitas muslim di Rusia sedang mengalami kebangkitan. Selain kedekatan hubungan antar masyarakat melalui agama, peluang kerja sama dapat diperoleh juga dari aspek ekonomi dan perdagangan. "Rusia sebagai negara muslim terbesar di Eropa menjadi peluang pasar bagi produk halal Indonesia", ujar Aji Surya yang sudah menulis sejumlah buku tentang Rusia.
Enjay Diana dan Andaru Dhaniswara dalam presentasinya menekankan pentingnya Indonesia untuk memanfaatkan potensi dan peluang kerja sama dengan kawasan Eropa Tengah dan Timur, khususnya Rusia.
Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar Rusia sebagai pintu masuk produk Indonesia ke Customs Union. Rusia telah membuka akses produk makanan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Rusia. Pada tahun 2015 target nilai perdagangan Indonesia-Rusia sebesar US$ 5 milyar.
Di sisi lain, Rusia menawarkan sejumlah produk, termasuk produk berteknologi tinggi, seperti alutsista, radar, pesawat sipil dan truk. Namun demikian, diharapkan Indonesia tidak hanya sebagai pasar bagi produk tersebut, tetapi dapat memperoleh nilai tambah antara lain adanya alih teknologi, produksi bersama dan keterlibatan perusahaan-perusahaan nasional Indonesia.
“Rusia tertarik dengan program pemerintah Indonesia dalam pengembangan poros maritim. Kerja sama ini juga merupakan peluang bagi Indonesia karena kedua negara memiliki garis pantai yang luas” kata Enjay Diana.
Sementara itu, di bidang pendidikan dan iptek, Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi. Peluang kerja sama yang dapat dimanfaatkan seperti beasiswa pemerintah Rusia dan pengembangan kerja sama antar perguruan tinggi.
Peluang lain yang dapat diperoleh dari Rusia adalah peningkatan arus wisatawan Rusia ke Indonesia. Pada tahun 2013 sekitar 18,29 juta orang Rusia berwisata ke luar negeri, 93.622 orang diantaranya ke Indonesia dan 1,03 juta ke Thailand.
Di bidang ketenagakerjaaan, terbuka peluang bagi pekerja terampil Indonesia antara lain spa therapist. Saat ini lebih dari 200 spa therapist Indonesia bekerja di berbagai kota di Rusia.
Menurut Ibnu Hadi, antusiasme dan keaktifan para mahasiswa dalam seminar serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menunjukan besarnya perhatian dan harapan mereka terhadap perkembangan hubungan Indonesia-Rusia yang lebih baik dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki kedua pihak.
Seminar terselenggara atas kerja sama Direktorat Eropa Tengah dan Timur Kementerian Luar Negeri RI dengan Prodi Sastra Rusia FIB Unpad. Sekitar 300 orang peserta hadir pada seminar tersebut tidak hanya mahasiswa dan akademisi Unpad, tetapi juga mahasiswa perguruan tinggi lainnya, seperti Universitas Jenderal Achmad Yani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.