Menikmati Nuansa Kuno Jepang di Kota Ome Tokyo
Jalanan yang kanan kirinya adalah berbagai toko dan kantor serta restoran dan cafe, dibuat bernuansa zaman kuno itu berada di Kota Ome, Tokyo.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat ini keinginan menikmati atau melihat zaman dulu di Jepang muncul lagi di berbagai tempat. Bahkan ada jalanan dibuat seperti jalanan zaman dulu di Zaman Showa (antara 25 Desember 1926–7 Januari 1989).
Jalanan yang kanan kirinya adalah berbagai toko dan kantor serta restoran dan cafe, dibuat bernuansa zaman kuno itu berada di Kota Ome, Tokyo. Naik kereta api biasa sekitar 90 menit dari tengah Kota Tokyo sampai ke Stasiun Ome.
Di sana yang menjadi pusat perhatian atraksi adalah Museum Komoditas Showa Retro (Showa Retro Shohin Hakubutsukan). Museum ini didirikan 23 Oktober 1999.
Di dalam museum ini segala macam barang zaman Showa diperlihatkan. Bahkan penerbit Yomiuri menyumbangkan mesin pencetak koran dimana kita bisa mencetak satu lembar halaman muka Yomiuri per tanggal kelahiran kita. Misalnya kita lahir 15 Maret 1919, tinggal masukkan koin 400 yen per lembar, kita bisa mencetak koran terbitan tanggal tersebut di museum itu. Bisa tahu, apa yang terjadi saat kita lahir saat itu.
Mesin tersebut dapat mencetak koran halaman muka Yomiuri yang terbit dari tanggal 1 Agustus 1912 sampai dengan 31 Desember 2013.
Tribunnews.com yang berkunjung ke sana, Jumat (2/1/2015) melihat berbagai model, hiasan dan toko-toko dipolakan seperti zaman kuno. Misalnya boks telepon dengan model zaman kuno. Telepon umum tetap berfungsi seperti biasa, hanya saja bagian luar boks berbentuk, kelihatan seperti di zaman kuno Jepang.
Toko-toko juga mendesain diri mereka seperti toko kuno. Barang yang dijual juga seperti barang kuno (barang baru dengan desain kuno). Mengembalikan memori kita lagi terutama yang kini berusia 50 tahun ke atas, bisa menjadi nostalgia menarik, bisa menceritakan bagaimana waktu itu kepada anak bahkan cucu kita.
Seperti yang Tribunnews.com temui seorang nenek masih sehat, nenek Takemura yang mengaku sudah 80 tahun, menceritakan kenangannya kepada cucunya mengenai masa lalu Jepang sambil menunjukkan benda-benda masa lalu Jepang yang dipamerkan di sana.
"Itu karya si ini dan si itu, dulu sangat populer sekali mereka, bahkan antre untuk bisa memperoleh komik yang diluncurkan si pengarang tersebut," papar Takemura sambil menunjukkan buku komik karya beberapa pengarang terkenal Jepang kepada cucu wanita.
Di Jalanan "kuno" ini pula ada Museum Bakabon, cerita komik karya Akatsuka Fujio yang sangat terkenal di masa lalu dan sampai kini pun masih diingat banyak warga Jepang. Cerita seorang ayah Jepang yang pintar-pintar bodoh, lugu, menyebalkan, tetapi ada benarnya juga kalau ditelusuri. Akatsuka meninggal tanggal 2 Agustus 2008 karena penyakit pneumonia di Rumah Sakit Bunkyoku Tokyo.
Karya Akatsuka dengan Bakabon nya tersebut juga berpengaruh ke toko makanan di sebelahnya. Ada menu gyoza (seperti pangsit) bertema Bakabon, serta menu lain dengan desain, penjelasan dan gambar-gambar yang dibuat Akatsuka sendiri semasa dia masih hidup. Bahkan Akatsuka dengan keahlian membuat komiknya menjelaskan bagaimana cara gyoza dibuat.
Bagi yang ingin bernostalgia atau anak muda yang mau belajar mengetahui melihat sendiri bagaimana situasi dan keadaan zaman kuno Jepang khususnya maswa Showa tersebut, tempat ini menjadi rekomendasi yang paling baik dan menarik ditelusuri perlahan-lahan di kanan kiri jalan. Rasanya kita sedang berputar kembali ke masa lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.