Muslim Dunia Kecam Edisi Terbaru 'Charlie Hebdo'
Ini bukan kali pertama, Charlie Hebdo, melakukan hal tersebut, dan juga bukan pertama kalinya Charlie Hebdo dikecam oleh karenanya.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan surat kabar satir Prancis, Charlie Hebdo untuk membuat karikatur Nabi Muhammad dalam edisi terbaru mereka, menuai kecaman keras dari umat muslim di dunia.
Ini bukan kali pertama, Charlie Hebdo, melakukan hal tersebut, dan juga bukan pertama kalinya Charlie Hebdo dikecam oleh karenanya.
Sekitar tiga juta eksemplar Charlie Hebdo, diterbitkan pascaserangan teroris yang terjadi di kantor mereka.
Edisi terbaru Charlie Hebdo tersebut, menampilkan karikaktur Nabi Muhammad di halaman depan, sambil memegang sebuah lembar kertas bertuliskan, 'Je Suis Charlie Toutest Pardone' yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti 'Saya Charlie Semua Diampuni'.
Hanya dalam beberapa menit, seluruh cetakan koran edisi terbaru Charlie Hebdo tersebut laris terjual. Namun, umat muslim dunia bereaksi keras terhadapnya.
Beberapa dari mereka berpendapat, rasa simpati mereka kepada Charlie Hebdo pascaserangan teroris adalah sebuah kesia-siaan, dan beberapa dari mereka khawatir edisi terbaru Charlie Hebdo tersebut akan memicu kekerasan lainnya.
"Kau menempatkan kehidupan orang lain pada risiko ketika anda menantang teroris yang haus darah dan gila," kata Hamad Alfarhan, seorang dokter di Kuwait berusia 29 tahun, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (15/1/2015).
Di Filipina, aksi demonstrasi atas edisi terbaru Charlie Hebdo pecah di jalan-jalan. Mereka juga mengecam standar ganda yang dilakukan oleh negara Barat.
Di kota Marawi, Filipina, massa yang marah, menuduh negara-negara Barat diam di kala umat muslim dibunuh. Mereka menyerukan slogan 'Kamu Charlie, aku mencintai Muhammad'.
Mereka juga membakar gambar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta membentangkan spanduk yang menyatakan tidak akan ada permintaan maaf dari umat Islam untuk serangan teroris yang terjadi di Paris.
Netanyahu menjadi sosok yang segera merespon serangan teroris yang menewaskan empat orang anggota bangsa Yahudi di deli halal sehari setelah penembakan Charlie Hebdo.
Di Yordania, Ikhwanul Muslimin mengatakan akan menggelar aksi demonstrasi untuk menanggapi edisi terbaru Charlie Hebdo, setelah Shalat Jumat.
Juru Bicara Ikhwanul Muslimin Yordania, Murad Adaileh mengatakan pihaknya mengutuk serangan teroris yang terjadi di Paris, Prancis, juga penampilan karikaktur Nabi Muhammad di surat kabar Charlie Hebdo.