Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Kisah Inspiratif yang Mempengaruhi Hidup Banyak Orang

Mereka tak sempurna, tapi menjadi inspirasi banyak orang. Siapakah mereka?

Editor: Y Gustaman
zoom-in 7 Kisah Inspiratif yang Mempengaruhi Hidup Banyak Orang
Ryan Garza/Detroit Free Press/AP Photo
James Robertson harus berjalan 33 kilometer pulang pergi dari rumahnya ke pabrik tempatnya bekerja. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - James Robertson, belakangan ini menuai simpati. Kisah perjuangannya yang harus berjalan kaki sejauh 33,6 kilometer setiap hari ke tempat kerja karena tak mampu membeli kendaraan pribadi banyak diberitakan media massa.

Pria berusia 56 tahun asal Detroit, Amerika Serikat itu berjuang melawan segala jenis cuaca, dan keletihan agar ia tetap bisa bekerja di sebuah pabrik. Ia berjalan kaki, agar gaji yang diterimanya, dapat ia sisihkan agar bisa membeli mobil.

Setelah kisahnya banyak dimuat media massa di Amerika Serikat (AS) dan dunia, kegiatan amal yang digagas mahasiswa bernama  Evan leedy (19), berhasil mengumpulkan uang sebesar lebih dari 200 ribu dolar Amerika untuknya.

Untuk kisah Robertson silakan baca: Orang baik yang membantu Robertson

Dan dia bukan satu-satunya orang yang hidupnya berubah karena selain telah bekerja keras untuk dirinya yang kemudian membuat orang lain perhatian. Masih banyak yang begitu menginspirasi:

Alan Barnes (67), merupakan pensiunan dengan keterbatasan fisik. Ia diserang perampok di luar rumahnya dan mengalami tulang retak akibat tindak kekerasan yang dialaminya.

Berita Rekomendasi

Karena takut untuk kembali mengalami hal serupa, ia memutuskan untuk pindah dari rumahnya yang berada di Gateshead, Inggris dan memilih tinggal bersama adiknya.

Seorang ahli kecantikan Katie Cutler (21), menggagas pengumpulan dana melalui situs GoFundMe. Hanya lima hari, ia berhasil mengumpulkan 300 ribu poundsterling atau sekira Rp 5,7 miliar untuk memberikan Barnes rumah baru.

Glen James, pria paruh baya asal Boston, Amerika Serikat (AS), menemukan sebuah tas ransel dengan uang sebesar 40 ribu poundsterling atau sekira Rp 766 juta di mal Boston tahun 2013.

Pria paruh baya itu, memperlihatkan kebaikan budi perkertinya dengan menyerahkan tas itu ke polisi.

Ethan Whittington yang membaca kisah inspiratifnya, memutuskan membalas perbuatan baik Glen. Pria berusia 27 tahun itu berhasil mengumpulkan 50 ribu dolar Amerika atau sekira Rp 637 juta dolar Amerika melalui penggalangan dana hanya sehari.

Tapi total donasi yang terkumpul mencapai 148 ribu dolar Amerika. Glen yang telah kehilangan rumah dan jatuh pada masa-masa sulit sejak tahun 2005, berharap dengan uang tersebut agar dapat membeli rumah baru.

Karen Klein, seorang petugas pengawas bus sekolah di sebuah sekolah di New York, Amerika Serikat (AS). Hidupnya sensasional di internet, setelah sebuah video dirinya tengah menangis karena dibuli sekelompok pelajar beredar pada 2012.

Tak lama kemudian, sebuah penggalangan dana dilakukan untuk memberikan wanita paruh baya itu liburan. Banyaknya dukungan terhadap Karen, jumlah donasi yang terkumpul sebesar 700 ribu dolar Amerika dalam satu pekan.

Tidak menghabiskan uang itu sendiri, Karen memutuskan membaginya dengan yayasan antibullying, The Klein Anti-Bullying Foundation agar bisa mengedukasi anak-anak, remaja untuk berperilaku baik kepada orang lain.

Robbie 'Preston' adalah seorang tunawisma. Tanpa pamrih, ia menawarkan pelajar yang tak mampu membayar taksi dengan 3 poundsterling miliknya yang ada saat itu. Ia berharap pelajar tadi pulang dengan selamat. 'Preston' pun dipuji banyak orang.

Dominique Harrison Bentzen (22), nama pelajar itu, membalas jasa baik yang diterimanya dengan melakukan pengumpulan dana agar Robie dapat memiliki rumah.

Ia berhasil mengumpulkan lebih dari 20 ribu poundsterling yang ia berikan kepada Robie. "Dia sangat terkejut dengan jumlah dukungan ini yang ia terima. Dia tak ingin publisitas, dia hanya pria baik yang akan membantu siapa pun. "

Arthur St John (93) sudah 22 tahun bekerja sebagai pengemas barang di supermarket di Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Ketika para pelanggan setia supermarket itu mengetahui karyawan loyal tersebut dipecat tahun lalu, mereka bersatu untuk melunasi tagihannya.

Efeknya seperti bola salju, kebaikan mereka akhirnya membawa keberuntungan bagi Arthur. Ketika ia pergi untuk mengambil gaji terakhirnya, ia terkejut menerima 8.180 dolar Amerika, uang yang didapatkan dari penggalangan dana di dunia maya.

"Arthur menangis dua atau tiga kali. Dia sangat menghargainya," ujar asisten direktur supermarket tempat Arthur bekerja, Dean Clevesy.

Stephen Sutton menderita kanker kronis, tapi masih memiliki seribu harapan. Sebelum meninggal dunia, Stephen berusaha menyelesaikan daftar yang ingin dilakukannya.

Salah satunya mengumpulkan dana sebesar 10 ribu poundsterling untuk yayasan Teenage Cancer Trust, yayasan yang peduli kepada para penderita kanker.

Stephen, remaja yang berasal dari Staffordshire, Inggris, mengajak orang-orang yang ingin menyumbang untuk mengambil foto selfie sambil mengacungkan jempol mereka.

Kisahnya menginspirasi banyak orang. Keinginannya mencapai targetnya. Stephen meninggal di usia 19 tahun pada Mei lalu dan uang sebesar 5 juta Poundsterling yang dilabelkan menggunakan namanya disumbangkan kepada penelitian kanker.

David Henneberry (66), pada 2013 dianggap sebagai pahlawan Amerika Serikat (AS). Ia menemukan tersangka bom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev yang bersembunyi di dalam perahu.

Ia segera menelepon polisi ketika mengetahui Dzhokhar bersembunyi di dalam kapalnya. Namun kapal miliknya rusak akibat kontak senjata yang terjadi ketika aparat penegak hukum coba menangkap Dzhokhar.

Sumbangan dari orang-orang yang simpatik kepadanya segera berdatangan, dan uang sebesar 50 ribu dolar Amerika terkumpul untuk Henneberry agar dapat membeli perahu baru. (Mirror)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas