Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Jalan Kaki Robertson Datangkan Donasi 200 Ribu Dolar Amerika

"Mereka bilang Los Angeles adalah kota para malaikat. Itu salah. Detroit lah sejatinya kota para malaikat," ucap Robertson.

Penulis: Y Gustaman
zoom-in Kisah Jalan Kaki Robertson Datangkan Donasi 200 Ribu Dolar Amerika
freep.com/USA Today
James Robertson (56) bertemu dengan Evan Leedy (19), mahasiswa yang berhasil mengumpulkan donasi lebih dari 200 ribu dolar Amerika untuk Robertson lewat situs GoFundMe di bar Mr. B s Food & Spirits, Rochester, Senin (2/2/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, DETROIT - Dua orang pria berpelukan, erat, hangat, seperti sahabat yang tak bertemu entah berapa lama. James Robertson (56) dan Evan Leedy (19) sama-sama belum kenal. Kisah Robertson yang diangkat Detroit Free Press, membuat Leedy penasaran dengan sosoknya.

Impian Leedy, seorang mahasiswa Wayne State University, menemui Robertson benar-benar tercapai. Leedy menemui orang di balik pendirian GoFundMe tersebut di bar Mr. B's Food & Spirits bar, Rochester, pabrik Robertson bekerja selama ini.

Donasi yang masuk lewat GoFundMe mencapai lebih 254 ribu dolar Amerika, dari seantero pembaca, untuk Robertson, pekerja pabrik yang berjalan kaki sepanjang 21 mil sekira 33,6 kilometer dari rumahnya di Detroit menuju Rochester Hills setiap harinya. Ia melakukan itu lima kali dalam seminggu.

"Aku harus katakan, inilah Detroit, bagaimana warganya hidup. Mereka bilang Los Angeles adalah kota para malaikat. Itu salah. Detroit lah sejatinya kota para malaikat," ucap Robertson saat mengetahui begitu banyak orang yang memerhatikan dan menyumbangkan donasi kepadanya, seperti dilansir Detroit Free Press, Selasa (3/2/2015).

Robertson berterima kasih kepada Leedy yang telah menghimpun dana untuknya membeli mobil lewat GoFundMe buatannya. "Aku akan selalu berutang padamu. Ini tak pernah aku lupakan," ungkap Robertson sambil menjabat tangan Leedy, yang malam itu tiba mengenakan sweter hoody.

Baca juga: bagaimana orang-orang mengkhawatirkan Robertson selama ini pulang malam hari. Apakah pernah ada orang yang membantu mengantarnya pulang ke rumah?

Sejak kisahnya muncul, stasiun televisi, radio, surat kabar, majalah, mewancarai Robertson. Ia dianggap sebagai sosok pekerja yang mungkin paling gigih di Amerika, menjalani hidupnya untuk upah per jamnya 10.55 dolar Amerika. Ia bekerja dari pukul 2 siang sampai 10 malam. Jika ditotal upah yang didapat Robertson dari delapan jam kerja sehari menjadi 84.4 dolar Amerika.

Berita Rekomendasi

Tak sedikit orang setelah membaca kisanya, melihat, dan mengakui etika kerja yang ditunjukkan Robertson, pekerja yang selama ini tak pernah absen sekali pun, meski harus berjalan kaki dari rumahnya. "Mereka ingin katakan, Anda layak menerima uang ini," balas Leedy sambil membawakan uang donasi untuk Robertson.

Robertson pernah memiliki mobil Honda Accord buatan 1988. Tapi setelah rusak satu dekade lalu, ia memilih jalan kaki dari rumahnya ke tempatnya bekerja.

Keluar pabrik pukul 10 malam, ia berjalan tujuh mil atau sekira 11.2 kilometer sampai Sommerset Collection pukul 12.59 malam. Ia naik bus menuju State Fairgrounds dan tiba pukul 1.35 pagi. Untuk ke rumahnya, ia berjalan kaki lima mil atau sekira enam kilometer. Robertson baru tiba pukul 4 pagi dan tidur sampai pukul 6 pagi. Ia bangun dan bersiap kerja lagi. (freep.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas