Pilotnya Dibakar Hidup-hidup, Raja Yordania Persingkat Kunjungan di AS
Raja Abdullah mengutuk pembunuhan pilot Moaz al-Kasasbeh sebagai tindakan pengecut oleh kelompok yang tidak ada hubungannya dengan Islam.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM — Raja Yordania, Abdullah, mempersingkat kunjungannya di Amerika Serikat untuk kembali ke Amman setelah beredarnya video pembunuhan pilot Yordania yang disandera kelompok militan.
Dalam pernyataan singkatnya, Raja Abdullah mengutuk pembunuhan pilot Moaz al-Kasasbeh sebagai tindakan pengecut oleh kelompok yang tidak ada hubungannya dengan Islam.
"Ini merupakan teror pengecut oleh kelompok kriminal yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Menjadi tugas semua warga untuk berdiri bersama," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi.
Sebuah video yang diterbitkan di internet oleh kelompok militan Negara Islam atau ISIS memperlihatkan Al-Kasasbeh berada di dalam kerangkeng dan dibakar hidup-hidup.
Video sepanjang 22 menit tersebut disebar lewat akun Twitter yang dikenal sebagai propaganda Negara Islam atau ISIS.
Pemerintah Yordania bertekad untuk menjatuhkan hukuman dan melakukan balas dendam atas kematian pilot tersebut.
Sementara itu, Presiden Barack Obama mengatakan, jika video tentang pembunuhan tersebut benar, itu menjadi indikasi dari kebrutalan ISIS dan akan mendorong koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk mengalahkan para militan.
Letnan Kasasbeh ditangkap karena pesawatnya jatuh di dekat Raqqa, Suriah, pada Desember tahun lalu ketika sedang melakukan misi serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS atas ISIS.
Ratusan orang berkumpul di sebuah aula di pinggiran ibu kota Amman, tempat keluarga dan teman Al-Kasasbeh berkumpul selama beberapa hari belakangan.
Stasiun TV Pemerintah Yordania melaporkan, pilot berusia 26 tahun itu dibunuh bulan lalu, sementara Yordania terus berupaya untuk menyelamatkannya.