Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anonymous Serang Situs Propaganda ISIS

Hacktivis Anonymous kembali beraksi. Mereka meretas website dan akun media sosial yang digunakan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Editor: Y Gustaman
zoom-in Anonymous Serang Situs Propaganda ISIS
Mirror
Situs propaganda ISIS diretas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok hacktivis Anonymous kembali beraksi. Mereka meretas website dan akun media sosial yang digunakan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS untuk merekrut anggota baru.

Organisasi teroris yang bercokol di Irak dan Suriah tersebut belakangan terus aktif menyebarkan propaganda dan merekrut anggota baru melalui sosial media Twitter, Facebook, YouTube, dan Instagram.

Melalui Operasi ISIS - #OpISIS, peretas secara sistematis menargetkan alat propaganda ISIS di dunia maya tersebut.

"ISIS, kami akan memburu Anda, mengambil situs, akun, email dan mengekspos Anda," ungkap Anonymous dalam pernyataannya yang dikutip Mirror, Senin (9/2/2015). "Anda akan diperlakukan seperti virus, dan kami obatnya. Kami menguasai internet."

Anonymous menggunakan (DDoS) untuk menghantam situs ISIS hingga akhirnya tak dapat diakses untuk sementara waktu. Untuk akun sosial media ISIS, Anonymous melaporkannya ke administrasi tiap-tiap sosial media, hingga akun tersebut ditangguhkan untuk sementara waktu.

'Senjata' lainnya yang digunakan ISIS termasuk peretas password dan pengelabuan.

Berita Rekomendasi

Anonymous telah menerbitkan daftar 800 akun Twitter serta akun Google Plus, situs rekrutmen, akun Facebook dan alamat email yang telah menjadi target peretasan mereka.

Organisasi bayangan itu menunjukkan situs-situs yang mereka serang tersebut tak hanya dari satu kalangan semata. "Kami datang dari semua ras, negara, agama dan etnis. Ingat teroris yang menyebut diri Negara Islam (ISIS) bukan muslim!" tambah mereka.

Anonymous telah menargetkan media propaganda ISIS di dunia maya sejak Juni 2014 lalu, namun semakin intensif pascaserangan teror ke kantor majalah satire Charlie Hebdo di Paris, Prancis.

Serangan hacktivists boleh saja gencar. Tapi masih banyak situs ISIS di dunia maya baru-baru ini merilis sebuah panduan untuk membantu anggota membuat akun yang tidak mudah untuk dideteksi. (Mirror)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas