Malaysia Airlines MH370 Setahun Dicari-cari Tak Ketemu, Tapi Inilah Pelajaran Amat Berharga
Bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 tak ketemu juga meski sudah setahun dicari-cari. Tapi inilah pelajaran amat berharga yang bisa dipetik.
Editor: Agung Budi Santoso
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, yang merupakan bagian dari PBB, telah mengusulkan agar para maskapai penerbangan diwajibkan mendapatkan posisi terbaru dari setiap pesawat tiap 15 menit. Kewajiban itu diperkirakan akan berlaku November 2016.
Persyaratan yang lebih ketat akan mewajibkan pembaruan informasi setiap menit jika api terdeteksi atau pesawat membuat gerakan yang tidak biasa, seperti tiba-tiba turun atau naik secara menanjak. Hal itu hanya akan berlaku untuk pesawat-pesawat jet yang diproduksi setelah 2020.
Menteri Perhubungan Australia Warren Truss mengatakan Australia, Indonesia dan Malaysia akan memimpin uji coba metode baru untuk melacak pesawat di lautan-lautan terpencil yang memungkinkan pesawat lebih mudah ditemukan jika menghilang seperti MH370
Perbaikan Pencarian Multinasional
Kapten Chris Budde, direktur operasi maritim untuk Armada Angkatan Laut AS ke-7, mengatakan pencarian multinasional untuk pesawat lain yang hilang pada Desember lebih mulus berkat pelajaran-pelajaran yang didapat dari pencarian untuk MH370.
Budde mengatakan tugas-tugas seperti membuat frekuensi-frekuensi yang sama antara negara-negara dan memutuskan siapa yang dikontak di darat untuk tugas-tugas pencarian diselesaikan lebih efisien setelah Indonesia mempelajari dan belajar dari pengalaman Malaysia.
"Peristiwa-peristiwa ini tragis, tapi membantu membangun kerjasama dan stabilitas regional," ujarnya.?
Kemungkinan Perbaikan Satelit
Pencarian itu memaparkan beberapa keterbatasan dari gambar-gambar satelit, menurut Joseph Bermudez Jr., salah satu pendiri Longmont, perusahaan analis di Colorado. Dalam jangka panjang, ujarnya, hal ini akan mendesak perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kemampuan teknis satelit-satelit mereka, misalnya dengan membuatnya mendeteksi panjang gelombang yang berbeda.
Jendela untuk Melihat Sejarah
Robin Beaman, seorang ahli geologi laut di James Cook University di Australia, mengatakan peta-peta bawah laut akan membantu menunjukkan pada para ilmuwan bagaimana kerak Bumi meregang dan tertarik jutaan tahun yang lampau, sebuah proses yang berlanjut sampai sekarang dan secara perlahan mendorong Australia dari Antartika.
Stuart Minchin, kepala divisi di Geoscience Australia, mengatakan bahwa semua yang terlibat dalam pencarian pesawat ini terus berharap pesawat akan ditemukan.
"Jika tidak, ada hikmah dalam peristiwa ini. Data-datanya akan berguna bagi ilmu pengetahuan untuk bertahun-tahun yang akan datang," ujarnya.
(Sumber: VOA Indonesia)