TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi sekitar 1795 warga negara Indonesia (WNI) dari Yaman. 1002 WNI‎ di antaranya sudah berada di tanah air, dan sisanya di luar Yaman.

Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi saat menyambut kedatangan 91 WNI di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Senin (13/4/2015). Menurut Retno, jumlah tersebut termasuk 91 WNI yang baru saja tiba, mayoritas dari mereka adalah pelajaar.

"Sampai hari ini, 1795 WNI yang sudah berhasil kami keluarkan, 1002 sudah di RI, termasuk 91 negara di pesawat TNI. Sementara 793 di Salalah dan Djibouti," kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.

Lebih lanjut Retno menyampaaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu proses evakuasi. Sebab pemulangan warga negara merupakan hal prioritas pemerintah Indonesia, yang sekaligus memberikan posisi pemerintah RI di konflik Yaman.

"Bagi pemerintah Indonesia, prioritasnya adalah keselamatan WNI dan evakuasi yang masih cukup banyak di sana," kata Retno.

Sementara di Aden, Kementerian Luar Negeri telah berhasil mengevakuasi 112 WNI melalui jalur laut ke Djibouti. Mereka berhasil mencapai pelabuhan, usai pihak Palang Merah Internasional (ICRC) memberikan humanitarian coridor atau jalan masuk ke pelabuhan.

Sebelumnya pihak evakuator kesusahan mengeluarkan para WNI dari Aden, sebab perang selalu memanas di area tersebut.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan para WNI yang mayoritas pelajar itu diangkut dengn kapal nelayan.

"Mereka dijemput dengan menggunakan kapal nelayan. Walau kapal nelayan, tetapi itu satu-satunya moda transportasi yang bisa merapat ke pelabuhan. Mereka baru saja dijemput sekitar pukul 07.34 waktu setempat," ujarnya.

Total dengan bertambahnya 112 WNI, pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi 1.907 warga Indonesia. Angka tersebut hampir separuh dari keseluruhan WNI di Yaman dengan jumlah 4.159 orang.‎