Iran-Indonesia Sepakat Tingkatkan Nilai Kerjasama Ekonomi Kedua Negara
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan nilai perdagangan 2 miliar dolar Amerika antara Indonesia dan Iran saat ini masih kecil.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan nilai perdagangan 2 miliar dolar Amerika antara Indonesia dan Iran saat ini masih kecil sehingga perlu ditingkatkan kembali.
"Kedua negara harus me-reinvigorate bentuk kerja sama ekonominya sehingga sanggup melampaui angka tersebut," kata Fachir usai menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Republik Islam Iran Y.M. Valioallah Mohammadi Nasrabadi, Jumat (10/4/2015).
Pernyataan AM Fachir diamini Mohammadi. Ia menyatakan komitmen Pemerintah Iran bakal meningkatkan lagi nilai perdagangan bilateral. Salah satu caranya melibatkan sektor perbankan kedua negara mencari solusi bersama permasalahan atas penyelesaian transaksi ekspor dan impor.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Iran pada 2013 dan 2014 hanya mencapai 568 juta dolar Amerika dan 430 juta dolar Amerika. Padahal, total perdagangan kedua negara sebelumnya selalu berada diatas 1 miliar dolar Amerika.
Penurunan signifikan terjadi pada berhentinya impor migas Indonesia dari Iran, dampak sanksi ekonomi perdagangan unilateral kepada Iran.
Potensi perdagangan kedua negara sangat besar mengingat sifatnya saling melengkapi. Iran membutuhkan hasil-hasil pertanian dan perkebunan Indonesia seperti sawit, teh, dan kopi, sementara Iran negara kaya minyak dan gas, serta unggul pada industri energi, teknologi infrastruktur, dan manufaktur.
Kendati begitu Fachir mengingatkan di tengah kondisi apa pun, pengembangan kerja sama perdagangan harus selalu diciptakan. Hal ini ditindaklanjuti saling kunjung delegasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) kedua negara.
"Diharapkan keberhasilan negosiasi nuklir antara Iran dan negara-negara P5+1 di Lausanne, Swiss, pada awal April 2015, memberikan optimisme tersendiri untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Iran," ujarnya.
Sementara untuk memajukan hubungan people-to-people linkageguna agar semakin terjalinnya saling pengertian antara masyarakat kedua bangsa, kedua pihak bakal menyepakati pengembangan kerja sama riset dan teknologi, pariwisata, budaya, dan pendidikan.
Terkait Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) 2015, Fachir mengapresiasi konfirmasi kehadiran Presiden Iran Dr Hassan Rouhani yang diyakini akan memberikan kontribusi besar, mengingat posisi Iran saat ini sebagai pemegang keketuaan Gerakan Non-Blok.
Selain itu, Fachir juga menyambut baik rencana delegasi pengusaha Iran yang akan hadir dalam ajang Asia-Africa Business Summit 2015.