TRIBUNNEWS.COM, LIBYA - Sebanyak 700 orang dikhawatirkan tewas, setelah kapal yang membawa imigran gelap terbalik di lepas pantai Libya, Sabtu malam.

Menurut seorang pejabat penjaga pantai Italia, pihaknya berhasil menyelamatkan 28 orang, dalam insiden tersebut yang terjadi di lepas perairan Libya.

Ini merupakan insiden terburuk, dalam krisis imigran gelap dalam 20 tahun terakhir di Selatan Mediterania, dan akan menambah korban tewas mencapai lebih dari 1.500 orang.

"Saat ini, kami kahwatir bahwa ini merupakan tragedi yang benar-benar besar," ujar Carlotta Sami, Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, seperti dikutip dari Channelnewsasia.com, Minggu (19/4/2015).

Para petinggi di Pemerintahan Italia menungkapkan bahwa pihaknya telang mengirimkan kapal milik Angkatan Laut untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan yang dikordinasikan oleh penjaga pantai Italia di Roma.

Kapal yang mengangkut para imigran gelap itu, diyakini terbalik ketika sejumlah besar penumpangnya pindah ke salah satu sisi kapal yang penuh sesak ketika sebuah kapal dagang mendekati.

"Rincian pertama datang dari salah satu korban yang berbicara dalam bahasa Inggris dan yang mengatakan bahwa setidaknya 700 orang, jika tidak lebih, berada di kapal. Kapal terbalik karena para penumpang pindah ke satu sisi ketika perahu lain mendekat, bahwa mereka berharap akan menyelamatkan mereka," kata Sami.

Libya kini ibarat negara tanpa hukum setelah Muammar Gaddafi digulingkan di tahun 2011.

Sekitar 20.000 migran telah mencapai pantai Italia tahun ini, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan. [Sumber: Channelnewsasia.com].