Cameron dan Miliband Bersaing Ketat di Pemilu Perdana Menteri Inggris
Perdana Menteri Inggris David Cameron dan pemimpin oposisi Ed Miliband bersaing ketat meyakinkan para pemilihnya masing-masing.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Perdana Menteri Inggris David Cameron dan pemimpin oposisi Ed Miliband bersaing ketat meyakinkan para pemilihnya masing-masing sebelum pemilu parlemen Kamis.
Hasil survei nasional Rabu (6/5/2015) menunjukkan, Partai Konservatif yang dinaungi Cameron mendapat dukungan 33 persen suara, dan Miliband dari Partai Buruh satu poin menguntit di belakangnya.
Menurut jajak pendapat itu, hasil pemilu mungkin akan memaksa salah satu dari dua partai politik utama Inggris membentuk pemerintahan koalisi dengan beberapa partai yang mendapat porsi suara lebih kecil di DPR yang beranggotakan 650 orang itu.
Para pengamat menyebut hasil pemilu Inggris itu paling tidak bisa diramalkan, dan akan menimbulkan dampak besar di masa depan. Demikian dilansir VOA Indonesia, Kamis (7/5/2015).
Jika terpilih kembali, Cameron berjanji akan mengadakan referendum atau pemungutan suara apakah Inggris tetap berada dalam Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara.
Namun masalah kemerdekaan Skotlandia dari Inggris Raya tetap menjadi isu utama. Skotlandia kalah dalam plebisit tahun lalu, tapi bisa mendapat perolehan kursi terbesar ketiga dalam pemilu Kamis, dan membentuk sebuah koalisi dengan Partai Buruh.
Cameron telah menjadi pemimpin Inggris sejak tahun 2010, dan Miliband menyebut pemilu itu sebagai sebuah referendum tentang perekonomian negara itu, yang merupakan kelima terbesar di dunia.
Lebih dari 45 juta orang berhak memilih di 50 ribu tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan di seluruh Inggris. (VOA Indonesia)