Jumlah Penduduk Irak Meningkat Butuh Bantuan Kemanusian
Ribuan orang, khususnya di Irak tengah, tak mendapatkan bantuan kemanusiaan yang sangat mereka butuhkan menyusul meningkatnya krisis kemanusiaan.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, IRAK - Kekerasan di Irak meningkat, gelombang pengungsi dalam beberapa tahun terakhir, telantar di wilayah abu-abu dan tak bisa mengakses bantuan kemanusiaan paling mendasar. Kondisi di sana diperparah mahalnya makanan akibat konflik.
"Penduduk Irak sedang menghadapi krisis kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Ribuan orang, khususnya di Irak tengah, tak mendapatkan bantuan kemanusiaan yang sangat mereka butuhkan," ujar Fabio Forgione,
kepala misi Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) di Irak dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Selasa (9/6/2015).
Menurut Forgione, bantuan kemanusiaan masih sangat kurang. Setahun terakhir, pertikaian intens telah mengakibatkan hampir tiga juta orang melarikan diri dari wilayah Irak sebelah utara dan tengah, terutama Provinsi Anbar, Ninewa, Salah Al-Din, Kirkuk, dan Diyala.
Ribuan keluarga melarikan diri dari kekerasan yang kian meluas dan garis perang yang terus berubah. Mereka telah berpindah-pindah beberapa kali, selama itu mereka kehilangan segalanya. Banyak yang tetap tinggal di tempat-tempat yang teramat padat di mana kondisinya sangat buruk.
Tim MSF yang bekerja di wilayah abu-abu – di utara Mosul dan di wilayah di antara Baghdad dan Anbar – melaporkan banyak orang mengungsi tanpa air bersih atau sanitasi yang layak. Infrastruktur lokal dan fasilitas kesehatan telah hancur atau tidak berfungsi, dan jumlah staf medis semakin tidak memadai. Banyak orang yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan dasar, sementara mencapai rumah sakit yang masih berfungsi cukup sulit di beberapa daerah tertentu yang kurang aman.
"Meski kebutuhan penduduk sangat tinggi, bantuan kemanusiaan hanya dipusatkan di daerah-daerah yang lebih aman, seperti daerah Irak Kurdistan,” ujar Forgione.
Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, MSF telah memperluas operasinya di Irak tengah dan utara. Tim medis MSF mengelola klinik berjalan di Provinsi Kirkuk, Salah Al-Din, Diyala, Ninewa dan Baghdad untuk menyediakan layanan kesehatan bagi penduduk yang lari dari daerah konflik, serta bagi penduduk lokal.
Tim menyediakan layanan kesehatan umum, dengan fokus pada penyakit tidak menular, kesehatan reproduksi, dan layanan kesehatan jiwa. Kemungkinan kekerasan menyebar ke kota-kota padat penduduk lainnya, akan mengakibatkan pengungsian lebih banyak lagi.
"Semua pemangku kepentingan di Irak harus melakukan semua upaya yang dibutuhkan untuk memastikan penduduk Irak yang melarikan diri bisa mendapatkan bantuan kemanusiaan. Tim kami melakukan segalanya yang bisa dilakukan, namun kami tidak mampu memenuhi semua kebutuhan dengan efektif,” terangnya.