Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Investor Resah, Terus Lepas Saham di Bursa China

Indeks-indeks saham China kembali turun, Selasa, walaupun pemerintah China berupa meyakinkan jutaan investor

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Investor Resah, Terus Lepas Saham di Bursa China
Reuters
Seorang investor mengamati papan elektronik yang menampilkan indeks-indeks di Beijing, China (7/7/2015). 

TRIBUNNEWS.COM.BANGKOK—Indeks-indeks saham China kembali turun, Selasa, walaupun pemerintah China berupa meyakinkan jutaan investor dengan melakukan pembelian saham besar-besaran.

Indeks Shanghai dan Shenzhen memang dikenal sering mengalami gonjang-ganjing, tetapi peningkatannya dalam jumlah setahun terakhir ini menarik banyak investor kelas menengah di China. Kedua bursa saham tersebut diperkirakan memiliki sekitar 90 juta pelaku pasar.

Selasa, indeks saham Shanghai, bursa saham terbesar China, merosot 1,26 persen sementara indeks Shenzen turun 700 poin, ditutup lebih rendah 5,8 persen. Kedua bursa saham dikenal bergejolak. Kenaikan besar kedua bursa saham selama tahun lalu telah menarik banyak investor China kelas menengah.

Ratusan perusahaan hentikan perdagangan

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah China telah mengumumkan serangkaian langkah untuk meningkatkan penjualan saham dengan pengucuran hampir $20 miliar untuk membeli saham-saham berkapitalisasi besar.

Media pemerintah berusaha meyakinkan publik bahwa Beijing berkemampuan menghentikan anjloknya harga saham dan mengeluarkan peringatan keras agar tidak menyebarkan isu.

Selama perdagangan tengah hari, 203 perusahaan China lagi, mengumumkan menghentikan perdagangan sahamnya. Pekan lalu lebih dari 650 saham yang terdaftar, sekitar seperempat keseluruhan saham dilaporkan menghentikan perdagangan.

Berita Rekomendasi

Langkah itu dianggap sebagai cara perusahaan untuk melindungi diri dari harga saham yang terus merosot.

Anne Stevenson-Yang adalah salah seorang pendiri J Capital Research. "Jelas orang-orang ingin menarik uangnya dari pasar saham dan banyak yang harus melakukannya," katanya. "Ada banyak pemberitahuan karena perdagangan saham dihentikan jika mencapai batas 10 persen."

"Saya kira pada suatu saat mereka akan menghentikan perdagangan," tambahnya.

Tiga minggu, turun 30 persen

Sejak pasar saham China mencapai puncaknya 12 Juni lalu, sekitar $3,2 triliun nilai ekuitas terhapus - penurunan sebanyak 30 persen dalam tiga minggu.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun satu persen.

Di Seoul, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye memberi tahu anggota kabinetnya untuk mengambil langkah-langkah berjaga-jaga ditengah-tengah ketidak pastian mengenai masa depan Yunani dalam zona euro. Ia memperingatkan dampak negatif bagi Korea Selatan setelah rakyat Yunani menolak proposal dana talangan internasional lewat referendum.

Indeks saham Korea Selatan, Kospi ditutup lebih rendah 0,06 persen.

Indeks Nikkei Jepang yang terdiri dari 225 saham ditutup dengan kenaikan 1,3 persen, menghilangkan kekhawatiran mengenai Yunani dan China.

Sebagaian besar bursa saham Asia Tenggara ditutup dengan sedikit kenaikan.(VOA)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas