Pengamat Asing: Dua Pilot Diduga Simpatisan ISIS Tak Berbahaya
kedua pilot itu diidentifikasi sebagai Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno, yang keduanya pernah terdaftar sebagai pilot AirAsia dan Premiair.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Meski dianggap kepolisian Australia sebagai ancaman keamanan, dua pilot Indonesia terduga simpatisan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) justru diyakini seorang pengamat asing tak akan berbahaya untuk Indonesia.
Menurut Direktur Studi Keamanan Internasional sebuah institusi konsultan sektor pertahanan The Royal United Services Institute (RUSI), Raffaello Pantucci, ia pun setuju bahwa dua pilot itu bisa membawa dampak buruk.
Namun, jika melihat dalam banyak kasus, orang-orang yang terpengaruh oleh pandangan ISIS biasanya tidak ingin berdiam diri di negara asalnya dan melakukan serangan begitu saja di sana.
"Mereka malah cenderung ingin ke negara itu (Suriah) dan merasakan apakah mereka benar-benar ingin ikut berjihad atau tidak," kata Pantucci, dilansir oleh Newsweek.
Pantucci juga mengatakan ISIS sebelumnya memang belum pernah melakukan serangan di udara, tak seperti Al-Qaeda yang justru gencar melakukannya.
"Tapi ISIS tentu saja akan mendorong pengikutnya untuk mencoba dan melakukan segala jenis serangan yang bisa menimbulkan kekacauan dan penderitaan," ucap pengamat yang berkebangsaan Inggris itu.
Bocornya laporan intelijen milik kepolisian federal Australia (AFP) terkait dua pilot Indonesia yang diyakini terpengaruh pandangan radikal ISIS menimbulkan opini kekhawatiran akan ancaman keamanan negara.
Disebutkan dalam laporan tersebut kedua pilot itu diidentifikasi sebagai Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno, yang keduanya pernah terdaftar sebagai pilot AirAsia dan Premiair.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.