Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Tradisi Tenda Ramadan di Dubai Bikin Orangtua Ketir-Ketir

Bulan Ramadan, bagi umat Islam, biasanya identik dengan segala hal terkait peribadahan maupun berbagai tradisi festival yang meriah.

Penulis: Ruth Vania C
zoom-in Tradisi Tenda Ramadan di Dubai Bikin Orangtua Ketir-Ketir
gulfnews.com
Tradisi Tenda Ramadan di Dubai, Uni Emirat Arab 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine

TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Bulan Ramadan, bagi umat Islam, biasanya identik dengan segala hal terkait peribadahan maupun berbagai tradisi festival yang meriah.

Tapi, kekinian, tak sedikit umat muslim yang justru lebih mementingkan tradisi festival Ramadan ketimbang faktor peribadahannya.

Gejala tersebut ternyata tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di tanah Arab. Persisnya di ibu kota Uni Emirat Arab, Dubai.

Para orangtua di Dubai khawatir, lantaran anak-anak mereka yang masih remaja lebih senang berkumpul untuk berpesta ketimbang memperbanyak ibadah kala Ramadan.

Kekhawatiran itu muncul lantaran adanya tradisi festival tenda gelaran Ramadan, yang biasanya dijadikan sebagai acara khas untuk berkumpul dan buka puasa bersama.

Namun, festival tenda tersebut kini cenderung seperti pesta karena mulai diramaikan pertunjukan musik dan kepulan asap sisha.

Berita Rekomendasi

Menurut Gulf News, tenda-tenda gelaran Ramadan kini terlihat berlomba  menjadikan tempatnya lebih mewah dan menarik perhatian kaum muda.

Seorang ibu bernama Mai Jameel menuturkan kekhawatirannya, karena sang keponakan yang berumur 20 tahun kerap mempercepat salat demi bertemu teman di tenda Ramadan.

"Tak ada salahnya memang pergi ke tenda Ramadan atau restoran mewah. Tapi, hal itu menjadi masalah jika tempat-tempat itu malah seperti menunjukkan esensi yang salah mengenai Ramadan," ucapnya.

Tak hanya tren tenda Ramadan mewah, ada pula yang berpendapat orang-orang yang mengunjungi tenda-tenda itu yang mulai melupakan makna Ramadan. Terutama melalui pakaian dan gaya hidup.

"Menurut saya, bulan Ramadan adalah waktu yang dihabiskan dengan keluarga. Namun, banyak saja anak-anak muda yang berpikir bahwa itu adalah saatnya berdandan habis-habisan dan sibuk berpesta," kata Mona Qadoumi, mahasiswi.

Apalagi, merujuk biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti acara di sebuah tenda, yang bisa mencapai Rp 1,3 juta per orang.

"Selain hanya buang-buang uang, orang-orang jadi melupakan makna berpuasa, yaitu untuk merasakan penderitaan orang yang tak berkecukupan," tandasnya. (Gulf News)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas