TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Setengah dari populasi di Amerika Serikat berpendapat bahwa isu ras masih menjadi masalah besar di negara Paman Sam itu, menurut data polling yang diperoleh dari Pew, Rabu (7/8/2015).

Hasil data yang diperoleh untuk memperingati kematian Michael Brown, remaja kulit hitam yang tewas ditembak oleh polisi kulit putih, itu membuat pemahaman masyarakat AS soal ras selama 2 dekade terakhir ini dipertanyakan.

Menurut LA Times, setengah populasi alias 53 persen itu adalah mayoritas warga kulit putih, yang mengatakan bahwa AS memang harus segera mewujudkan kesetaraan rasnya.

Hasil tersebut sangat berbeda dari hasil pada tahun-tahun sebelumnya, yang selama ini mayoritas kulit putihnya mengatakan Amerika justru sudah cukup melakukan perubahan terkait kesetaraan ras.

Menanggapi hasil data tersebut, satu dari aktivis yang memperjuangkan kasus Michael Brown, Tony Rice, mengatakan bahwa kasus yang terjadi di Montana itu membuat warga kulit putih mempertimbangkan kembali isu ras yang terjadi di AS.

"Mereka bilang, 'Kami tak tahu bahwa warga kulit hitam' diperlakukan demikian'. Saya menjawab, 'Hei, kami sudah mencoba untuk memberitahu kalian, hanya kalian tak mendengar kami'," katanya.

Belum bisa dijelaskan mengapa hasil data itu bisa berubah sedemikian rupa, namun sejumlah ahli berpendapat kemungkinan hal itu disebabkan oleh media sosial.

Seorang asisten profesor dari University North Texas, Meredith Clark, mengatakan medsos memang telah membawa diskusi soal ras yang biasa dibicarakan di ranah pribadi, kini dapat diakses oleh lingkup komunitas yang lebih luas.

Itu sebabnya warga kulit putih pun lebih bisa merasakan dan memperhatikan akan keberadaan diskriminasi terhadap tak hanya warga kulit hitam, tapi kulit berwarna lainnya. (LA Times/The Columbian)