Survei: 1 dari 3 Pasangan Sejenis Alami Penganiayaan dalam Kehidupannya
Satu dari tiga pasangan sejenis atau LGBTI (lesbian, gay, biseksual, transgender) di Australia hidup dalam hubungan yang penuh kekerasan.
Editor: Rendy Sadikin
"Jadi satu dari tiga pasangan mengaku kalau mereka memiliki pengalaman menjalani hubungan homoseksual yang penuh dengan kekerasan," lanjutnya.
Dr Horsley mengatakan anggota dari komunitas LGBTI terkadang tidak menyadari kalau mereka menjadi korban kekerasan dalam keluarga.
"Kami dengar cerita dimana pasangan yang kasar mengatakan kepada pasangannya, ‘oh ini bukan kekerasan, tapi beginilah yang akan terjadi kalau dua orang pria hidup bersama," papar Dr Horsley.
"Atau wanita berkata kepada pasangannya 'perempuan tidak bisa kasar, ini hanya bagian dari kondisi hubungan gay dan lesbian,”
"Dan tentu saja padahal tidak seperti itu, tapi jika anda melihat dari konteks ketika seluruh masyarakat, pendidik dan semua publikasi dan media hanya berbicara tentang pasangan heteroseksual, maka pasti Anda akan merasa pengalaman Anda bisa disatukan dalam percakapan seperti itu," kata Dr Horsley.
Pemaparan Dr Horsley di hadapan Komisi Kerajaan untuk Kekerasan dalam Keluarga Victoria berhasil menelurkan sejumlah rekomendasi, yaitu pendidikan yang lebih baik mengenai komunitas LGBTI oleh polisi dan jaksa, dan jasa layanan kekerasan dalam keluarga yang lebih inkusif dan juga kampanye, Dr Horsley melanjutkan menurutnya LGBTI tidak hanya menderita kekerasan keluarga di tangan pasangannya.
"Salah satu proyek riset kami, kami bertemy dengan Peter , usia 15 tahun dan dia mengatakan saya dikunci di ruangan dan saya disakiti baik fisik maupun mental dan mereka mengatakan kamu pilih bunuh diri atau kami yang akan membunuh kamu," katanya.
"Dan kami juga mendapati cerita dari anak-anak muda lainnya yang mengaku rahangnya pernah patah dan mereka juga dilecehkan secara fisik oleh orang tua mereka atau oleh saudara kandungnya ketika mereka mengetahui dirinya gay atau lesbian atau transgender," lanjutnya.
"Dan kami tentu saja tahu dari riset kami kalau ada sejumlah besar anak muda menjadi tunawisma di jalanan di Kota Melbourne hanya karena sikap homophobia, mereka harus meninggalkan rumah karena khawatir dengan keselamatan dirinya atau juga karena diusir oleh keluarganya," tutup Dr Horsley.