TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Jerman nampaknya kewalahan menghadapi serbuan pengungsi ke negaranya.

Negara kaya Eropa tersebut menutup rute kereta dari negara Austria dan menangguhkan sementara perbatasan yang masuk ke dalam perjanjian Schengen, sebagai bentuk tanggapan terhadap kedatangan puluhan ribu pengungsi Suriah dalam beberapa hari terakhir.

Kebijakan itu menandai pergeseran dramatis dalam penanganan krisis imigran di Eropa yang sebelumnya menghapus kebijakan pemeriksaan paspor di seluruh Schengen zona Eropa.

"Pada saat ini Jerman sementara memperlakukan kontrol perbatasan kembali di sepanjang perbatasan internal [Uni Eropa]. Fokusnya adalah perbatasan ke Austria pada awalnya. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk membatasi arus masuk saat ke Jerman dan kembali ke prosedur semula ketika orang masuk ke negara," ujar Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (14/9/2015).

"Langkah ini menjadi sangat diperlukan. Kesiapan besar untuk membantu yang telah ditunjukan oleh Jerman dalam beberapa pekan terakhir... tidak harus berlebihan," katanya.

Namun ia tidak merinci jangka waktu kontrol perbatasan akan dilakukan, atau bagaimana implementasi langsung di lapangan termasuk kebijakan yang diambil terhadap imigran yang datang. Dia mengatakan kebijakan itu kemungkinan akan mengganggu layanan kereta api.

Sebagian besar imigran atau pengungsi tiba di Jerman menggunakan kereta api, dimana 800 ribu orang diperkirakan tiba Jerman pada tahun ini.

Perusahaan kereta api nasional Jerman, Deutsche Bahn, mengatakan telah menghentikan layanan kereta api rute antara Austria dan Jerman selama 12 jam setelah menerima perintah dari pihak berwenang.

Kemarin malam, pihak berwenang melakukan pemeriksaan paspor di perbatasan negara itu dengan Austria.

Tiga orang imigran asal Suriah dihentikan di persimpangan Freilassing, dan diminta tetap di sisi jalan di komune dekat Bavarian ke Austria Salzburg, setelah pihak berwenang memeriksa surat-surat imigrasi mereka.(Dailymail)