Bermasalah, 26 Bus Pengangkut Jemaah Haji Indonesia dari Madinah ke Mekkah
"Meskipun disediakan bus cadangan, tetapi waktu tunggunya bisa sampai dua jam," ujarnya.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi dari Madinah
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Dari 1.722 bus yang mengangkut jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Mekkah tercatat ada 26 bus yang mengalami gangguan atau bermasalah.
Data tercatat dari 31 Agustus 2015 hingga 12 September 2015.
"Dari 26 bus bermasalah mulai dari AC mati, mesin terbakar, mogok, pecah dan lain-lain," kata Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrullah Jasam dalam pertemuan dengan DPR RI di Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah, Senin (14/9/2015).
Bus yang mengangkut jemaah haji dari Madinah ke Mekkah menjadi sorotan karena menggunakan bus-bus tua. Hal tersebut sebagai dampak dari tidak adanya biaya up gruade peningkatan layanan transpirtasi jemaah sehingga Nakobah (semacam Organda Arab Saudi) rata-rata memfasilitasi bus dengan standar minimal.
Adapun perusahaan jasa angkutan yang melayani jemaah Indonesia dari Madinah ke Mekkah diantaranya Abu Sarhad, Al Andalus, Al Jazirah, Hafil, dan Ummul Qura.
"Meskipun disediakan bus cadangan, tetapi waktu tunggunya bisa sampai dua jam," ujarnya.
Atas kendala-kendala tersebut, supaya pergerakan jemaah dari Mekkah ke Madinah nanti setelah puncak haji sudah disiapkan antisipasinnya diantaranya dalam pertemuan tersebut diungkapkan bila akan disiapkan bus cadangan di tiga titik sepanjang jalan yang menghubungkan Mekkah dan Madinah. Tiga titik tersebut pertama di wilayah Mekkah, di Tengah-tengah Mekkah dan Madinah, serta di wilayah Madinah.
Dengan demikian saat bus bermasalah, maka bus cadangan terdekat akan segera meluncur supaya waktu lebih efisien.
Selain itu, dikarenakan bagasi bus yang tidak mampu mengangkut barang bawaan jemaah seluruhnya, sehingga selama pergerakan jemaah Gelombang I dari Madinah ke Mekkah digunakan pula 63 truk untuk mengangkut barang jemaah.
Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay yang memimpin rombongan DPR RI dalam rangka pengawasan ke Daker Madinah mengungkapkan secara umum penerimaan jemaah haji gelombang I di Madinah membuat DPR RI senang karena dari pemondokan jemaah selama di Madinah tidak ada yang diluar markaziah atau ring satu Masjid Nabawi.
"Ini patut kita apresiasi karena dibandingkan dulu masih ada yang di luar markaziah. Sekarang ini bagus patut diapreaiasi," ucap Saleh.
Begitu juga layanan ketering yang menjadi perhatian DPR RI sudah lebih baik dari sebelumnya. Hanya masalah transportasi saja yang kurang memuaskan.
Dikatakan Saleh, hasil temuannya ternyata bus Abu Sarhad yang digunakan jemaah negara lain berbeda dengan jemaah Indonesia. Ternyata bus milik perusahaan Abu Sarhad pun ada yang bagus. Saleh menganggap bila hal tersebut lebih disebabkan kurangnya daya tawar pemerintah Indonesia di hadapan pemerintah Arab Saudi.
Harusnya sebagai negara yang setiap tahunnya mengirimkan jemaah haji dan umroh dalam jumlah besar mendapatkan prioritas "Kontribusi pemerintah dan rakyat Indonesia sudah luar biasa (bagi Arab Saudi) visa sudah pasti ada berapa, pemondokan, ketering, mestinya pemerintah (Arab Saudi) tidak menganggap enteng terhadap pemerintah Indonesia," ungkapnya.