Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Insiden Mina Diduga Terjadi karena Jemaah Haji Hindari Cuaca Panas Saat Lempar Jumrah

Saleh mengatakan kejadian itu bukanlah disebabkan over kapasitas

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Insiden Mina Diduga Terjadi karena Jemaah Haji Hindari Cuaca Panas Saat Lempar Jumrah
Saudi Civil Defence Directorate
Otoritas setempat melakukan pertolongan setelah terjadinya tragedi akibat rombongan jemaah haji yang berdesakan di Mina Arab Saudi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA ‎ - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay menduga cuaca panas dan terik di Mekkah yang mencapai 55 derajat celsius menjadi biang keladi insiden Mina yang menewaskan ratusan orang jemaah haji.

"Pada waktu wukuf kemarin, cuaca memang sangat panas. Di atas 50-55 derajat celcius. Tentu cuaca ekstrem seperti diupayakan untuk dihindari. Mungkin, banyak jemaah yang berusaha melontar jumrah pada pagi hari," kata Saleh Kamis(24/9/2015).

Saleh mengatakan kejadian itu bukanlah disebabkan over kapasitas.

Sebab, tahun lalu jumlah jemaah yang menunaikan ibadah haji sama dengan tahun ini. Bahkan, empat tahun lalu, jumlah jemaah lebih besar dengan kuota penuh setiap negara. Namun, kejadian seperti ini tidak terjadi.

"Sekarang, setiap negara kan kuotanya dikurangi 20 persen. Secara logis, ini bukan over capacity. Ada faktor lain yang masih kita gali informasinya," ujar Politikus PAN itu.

Ia menduga, jemaah haji berdesak-desakan untuk segera melakukan pelontaran jumrah Aqabah untuk menghindari panas matahari pada siang dan sore hari.

Karena jumlahnya yang begitu banyak, terjadi saling berdesakan antara satu dengan yang lain. Ini mungkin yang mengakibatkan para jemaah panik dan saling dorong.

Berita Rekomendasi

Sekitar pukul 15.00 waktu Saudi kemarin, tutur Saleh, tim pengawas DPR mendatangi pusat pelayanan kesehatan haji Indonesia di Arafah.

"Pada waktu kami di sana, sudah ada 12 orang yang meninggal dunia. Sebelumnya, ada satu orang jemaah asal Bojonegoro yang telah dibawa meninggalkan Arafah. Sementara yang sakit dan tidak sadar, ada 73 orang," katanya.

"Rata-rata yang meninggal dan dirawat pada waktu wukuf itu adalah jamaah lansia dan risti (resiko tinggi). Sebagian di antaranya ada yang dehidrasi dan kehilangan kesadaran. Cuaca di sini memang ekstrem dan sulit diprediksi,"tambah Saleh.

Perlu disampaikan bahwa menurut informasi yang dihimpun oleh tim pengawas DPR, lokasi kejadian musibah bukanlah jalur resmi yang diperuntukkan untuk jemaah haji Indonesia

"Jalur tersebut adalah jalur jemaah yang berasal dari Turki, Mesir, dan negara-negara timur tengah. Diharapkan, jemaah kita tidak banyak yang menjadi korban," katanya.‎

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas