Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Digertak Tujuh Negara, Rusia Tak Gentar, Serangan ke Suriah Tetap Dilanjutkan

Perang Sipil Suriah telah terjadi sejak 2011 ketika Assad memerintahkan penumpasan brutal terhadap para demonstran.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Digertak Tujuh Negara, Rusia Tak Gentar, Serangan ke Suriah Tetap Dilanjutkan
YouTube
Pasukan Rusia siapkan peralatan tempur di Suriah. 

TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Meskipun didesak oleh dunia internasional untuk menghentikan serangan udara mereka di wilayah Suriah namun Rusia menyatakan akan tetap melakukan aksinya itu untuk menekan milisi bersenjata ISIS.

Tujuh negara dunia sebelumnya telah mendesak Rusia agar menghentikan serangan udara di wilayah Suriah karena target yang mereka serang adalah kelompok oposisi yang anti dengan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.\

BACA DI SINI: Tujuh Negara Desak Rusia Hentikan Serangan ke Oposisi Rusia

Serangan udara itu dilakukan setelah Rusia menerima permohonan intervensi militer yang diajukan oleh Presiden Suriah tersebut.

Sebuah pernyataan yang dibuat oleh Departemen Pertahanan Suriah, Minggu (4/10/2015), menyebutkan bahwa pihaknya melakukan 20 penerbangan dalam satu hari terakhir, dan memukul 10 terget kelompok ISIS di dekat Jisr al-Shugur, di provinsi Idlib, sebuah kamp pelatihan dan depot amunisi di al -Tabqa, di provinsi Raqqa.

Seorang pejabat tinggi militer Rusia, Kolonel Jenderal Andrei Kartapolov sebelumnya mengatakan, bahwa kampanye militer Rusia di Suriah sejak Rabu pekan lalu telah melakukan 60 sorti dan menargetkan 50 target ISIS, termasuk kamp pelatihan, amunisi dan depot bahan peledak, ruang komando, pusat komunikasi, dan pabrik bom.

"Perlu digarisbawahi bahwa upaya ini mengakibatkan kerusakan material terhadap kelompok teroris dan sangat mengurangi potensi tempur mereka," kata Kartapolov.

Berita Rekomendasi

"Jadi serangan udara Rusia tidak hanya akan terus dilakukan, tetapi ditingkatkan intensitasnya," lanjutnya.

Sementara itu Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok masyarakat yang berbasis di Inggris, melaporkan pesawat tempur Rusia menewaskan sedikitnya 30 warga sipil dalam serangan udara di provinsi Homs, Jumat kemarin.

Perang Sipil Suriah telah terjadi sejak 2011, ketika Assad memerintahkan penumpasan brutal terhadap para demonstran.

Presiden AS Barack Obama telah mengatakan operasi Rusia di Suriah mendorong oposisi moderat bawah tanah dan "hanya memperkuat" milisi ISIS. [Sumber: Upi.com].

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas