Kisah Petugas Menunggu Jemaah Haji di Terminal Hijrah Dibawah Terik Matahari
Terminal Hijrah tersebut sangat luas, suasana terik terasa di terminal transit tersebut.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Jemaah haji yang akan masuk ke Madinah dari Mekkah untuk menjalankan salat Arbain pasti harus singgah di Terminal Hijrah. Terminal tersebut bisa ditempuh sekitar 20 menit dari pusat Kota Madinah yang berada di sebelah selatan Masjid Nabawi.
Terminal Hijrah tersebut sangat luas, suasana terik terasa di terminal transit tersebut. Sejauh mata memandang, terminal ini terhampar luas aspal hitam, hampir tidak ada pohon, hanya ada bangunan hijau tempat administrasi cek poin serta bangunan-bangunan berukuran 2 x 3 meter tempat bus mengurus administrasi sebelum masuk Kota Madinah.
Terparkir juga bus-bus yang sudah mengantarkan jemaah di Terminal Hijrah. Sebagai tempat beristirahat para sopir ada bangunan-bangunan dari kontainer berwarna putih yang di dalamnya berfungsi sebagai tempat istirahat dan kantor.
Bila tidak mengetahui pasti pintu masuk terminal tentu kita akan kesulitan menentukan lokasi tempat pemberhentian bus yang kita tuju, selain tempatnya luas, terminal tersebut pun disekat-sekat pembatas jalan dari paving blok.
Sekitar pukul 14.00 Waktu Arab Saudi wartawan mencoba memantau keadaan di Terminal Hijrah, Selasa (6/9/2015). Saat keluar mobil luar biasa, panas matahari langsung membakar kulit. Tampak sebuah mobil putih dikolaborasi dengan sebuah karpet sebagai tempat berteduh petugas khusus PPIH dari sektor khusus Terminal Hijrah terparkir di gerbang masuk terminal tersebut.
Kepala Sektor Khusus Terminal Hijrah Daerah Kerja (Daker) Madinah, Kamalul Iman Bilah bersama empat anggotanya sedang menunggu bus yang mengantarkan jemaah haji Indonesia dari Mekkah ke Madinah. Perannya sangat sentral, harus memastikan seluruh bus jemaah masuk terminal tersebut.
Bila ada yang lolos langsung masuk ke Madinah, bus dengan jemaahnya harus kembali ke terminal tersebut untuk menyelesaikan administrasi.
"Di tempat ini jemaah akan ditentukan pemondokannya di hotel mana dan siapa catering yang melayaninya. Bila tidak lewat sini pasti bus harus kembali ke sini," kata Kamalul berbincang dengan wartawan.
Mengingat bus yang digunakan untuk mengangkut jemaah dari Mekkah ke Madinah sudah jauh lebih baik dari bus yang melayani jemaah haji Gelombang I, rata-rata bus datang sesuai waktu yang diperkirakan dimana waktu tempuh Mekkah-Madinah selama 6 sampai 7 jam.
Bus yang datang akan dicatat petugas kemudian diarahkan ke pos muassasah.
"Di sini paling hanya singgah 10 sampai 15 menit," ucapnya.
Kamalul menjelaskan bahwa penjaga Terminal Hijrah dari PPIH Arab Saudi jumlahnya 10 orang yang dibagi ke dalam dua shift, shift siang dan shift malam.
"Jemaah biasanya mulai tiba pukul 14.00 WAS hingga pagi pukul 06.00 WAS," ujarnya.
Yakin Kuat
Menjaga Terminal Hijrah bukan barang mudah khususnya pada saat siang hari dimana matahari bersinar cukup terik, petugas harus berjaga tanpa ada pelindung sama sekali.
Hanya mobil petugas yang dikolaborasi dengan karpet saja yang menjadi tempat berlindung para petugas dari sengatan matahari.
Sengatan matahari sudah menjadi hal yang biasa, karena tim yang dikepalai Kamalul sudah teruji saat menjaga Masjid Bir Ali. Suhu udara yang tinggi menjadi sesuatu yang biasa dan tidak mematahkan semangat mereka melayani jemaah, bahkan keadaan tersebut dianggap sebagai nikmat tersendiri bagi petugas.
"Kalau panas sudah biasa, Alhamdulillah semua yang bertugas di sini sehat-sehat saja," ucapnya.
Kekuatan untuk menahan panas tersebut hanya dengan bermodal keyakinan dan niat melayani tamu Allah. Bisa dibayangkan bila satu jam saja kita berada dibawah terik matahari selain membuat kulit kita terbakar, juga membuat kepala pusing karena sengatan matahari yang membuat cairan tubuh kita terkuras lebih banyak. Tetapi hal tersebut hanya diatasi dengan sebuah keyakinan kekuatan.
"Kita hanya yakin saja kuat, insyaallah dengan keyakinan kita bisa mampu menahannya. Buktinya petugas disini sehat-sehat saja," katanya.
Terlihat saat itu, bus pertama yang membawa rombongan jemaah haji Indonesia datang ke Terminal Hijrah di hari Selasa (6/10/2015). Bus kuning dari PO Qowafil membawa jemaah Kloter 11 dari Embarkasi Balikpapan (BPN).
Petugas langsung sigap memberhentikannya serta memberikan surat edaran Daker Madinah mengenai aturan-aturan yang harus ditaati jemaah selama berada di Madinah. Setelah itu bus baru dipersilakan masuk ke cek poin muassasah.