TRIBUNNEWS.COM – Sebuah laporan di harian The Washington Post menyebut setiap pekan terjadi penembakan yang dilakukan anak-anak di Amerika Serikat.

Harian itu mencatat sebanyak 209 insiden penembatan tak disengaja oleh anak berusia 17 tahun ke bawah sepanjang tahun ini.

Data yang dipublikasikan itu dikompilasi oleh Everytown, sebuah kelompok advokasi yang bertujuan untuk mengurangi kekerasan bersenjata di AS.

Menurut kelompok ini, sepanjang 2015 sebanyak 43 kasus penembakan di AS melibatkan balita berusia tiga tahun atau kurang.

Dan dalam 31 kasus, seorang balita menemukan sepucuk pistol dan menembak diri mereka sendiri, akibatnya 13 balita tewas.

Pada Juli lalu, Dalis Cox (3) tewas setelah ditembak seorang anak lainnya yang bermain-main dengan sepucuk senjata api.

Anak berusia tujuh tahun itu diyakini menembak Dalis dua kali. Namun, polisi menetapkan insiden itu sebagai sebuah kecelakaan.

Tragedi terbaru terjadi pada Agustus lalu, ketika seoran balita berusia 21 bulan di kota St Louis, AS menemukan sepucuk pistol di kediaman neneknya.

Saat memainkan pistol itu, balita tersebut tanpa sengaja menembak dadanya sendiri. Meski sempat dibawa ke RS, balita itu meninggal dunia.

Sepekan sebelumnya, kepolisian di Alabama, mengatakan seorang bocah berusia dua tahun tanpa sengaja menembak kepala ayahnya.

Insiden itu terjadi ketika ibu bocah tersebut baru berangkat bekerja. Saat pulang, dia menemukan suaminya sudah tak bernyawa di kediamannya.

Sementara itu, The Washington Post juga menemukan sedikitnya 12 kasus balita menembak balita lainnya sepanjang tahun ini. Akibatnya, dua balita tewas.

Pada April lalu, kepolisian Cleveland mengatakan seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun menembak mati adiknya yang berusia satu tahun.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, terdapat 33.169 kasus penembakan yang menewaskan korbannya di seluruh AS.

Dari ribuan kasus itu, sebanyak 505 kasus penembakan ditetapkan sebagai sebuah kecelakaan atau ketidaksengajaan.