Bocah 7 Tahun Ini Sendirian Mencarikan Makan dan Merawat Ayahnya yang Lumpuh
Seorang bocah laki-laki berumur tujuh tahun, asal Provinsi Guizhou, barat daya China, baru-baru ini jadi buah bibir
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, CHINA -- Seorang bocah laki-laki berumur tujuh tahun, asal Provinsi Guizhou, barat daya China, baru-baru ini jadi buah bibir di kalangan netizen dunia maya, setelah diketahui merawat ayahnya yang lumpuh sejak tahun 2014.
Dikutip dari CCTV News (30/10/2015), awalnya, sang bocah bernama Ou Yanglin memiliki masa kecil yang tragis pada musim panas 2013, saat ayahnya jatuh dari lantai dua rumah mereka, yang saat itu tengah direnovasi.
Akibat kejadian ini, sang ayah, Ou Tongming harus menderita cedera pada saraf tulang belakangnya sehingga membuat bagian tubuhnya dari pinggang ke bawah menjadi lumpuh.
Dimana perawatan demi kesembuhannya sudah menguras seluruh tabungan mereka.
Tak mampu menahan situasi ini lebih lama lagi, sang istri meninggalkan Tongming sembari membawa putrinya yang masih berusia tiga tahun, pada tahun 2014, yang sampai sekarang belum diketahui kabarnya.
Sejak saat itu, Yanglin mengurus sang ayah, sambil terus meneruskan pendidikannya.
Setiap pukul enam pagi waktu setempat, Yanglin sudah bangun untuk menyiapkan makanan sambil memastikan sang ayah agar sudah sarapan sebelum ia pergi berangkat sekolah.
Setelah makan siang di sekolah, ia kembali menemui ayahnya untuk memberinya makan menggunakan tangannya sendiri, sama seperti apa yang dilakukan ayahnya saat ia masih kecil.
Tidak seperti anak lain seumurannya, Yanglin tak pernah memiliki waktu untuk bermain.
Seusai sekolah, ia berkeliling sekolah dan menghabiskan waktunya mencari barang bekas yang bisa ditukarkan dengan uang.
”Ayahku butuh obat, tapi aku tak punya uang,” ungkap bocah ini, seperti dilaporkan China Youth Daily.
Saat selesai mencari, ia kembali ke rumah untuk membasuhkan minyak obat ke tubuh ayahnya.
Dimana luka akibat posisi tidur yang ayahnya derita telah menyebar ke rongga dari panggulnya.
Dipenuhi rasa penyesalan, Ou Tongming sering berfikir untuk melakukan bunuh diri untuk mengakhiri penderitaannya.
Namun terkadang, keinginan untuk tak meninggalkan Yanglin memaksanya untuk berfikir ulang saat ingin melakukan hal tersebut.
”Aku tak bisa hidup tanpa ayahku,” ujar Yanglin, yang menjadi kalimat penyemangat bagi mereka berdua untuk selalu sabar menjalani hidup. (Sadam, Sumber CCTV News)