Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gunkanjima adalah kumpulan pulau kapal perang di Jepang.

Gunkanjima adalah julukan untuk berbagai pulau di Jepang yang saat Perang Dunia II banyak dipakai untuk produksi batubara dan sebagainya, termasuk strategi perang Jepang di masa lalu memasok berbagai berbagai kebutuhan energi untuk perang.

Salah satu Gunkanjima adalah pulau yang bernama Ikejima di Nagasaki. Terletak sebelah barat sekitar 7 kilometer dari Perfektur Nagasaki, semenanjung Nishisonogi.

Merupakan sebuah pulau dari Kepulauan Seihi. Sebelumnya tempat itu merupakan bagian dari distrik Nishisonogi Sotome. Kini tergabung menjadi milik Nagasaki. Sebuah pulau yang dulunya banyak digunakan sebagai tambang batubara.

Di pulau ini yang sekarang menjadi tempat pariwisata dan tergabung ke dalam Gunkanjima yang disahkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia baru-baru ini, tersaji paket perjalanan sedikitnya dua jam menimba berbagai pengalaman di sana.

Mulai memasuki terowongan tambang batu bara, menjalankan alat raksasa pemboran gunung batu, naik kereta tambang di terowongan batubara, sampai kepada latihan pemboran dinding tambang untuk memasang dinamit.

Tahun 1970 jumlah populasinya terbanyak saat itu karena masih aktif beroperasi, sehingga berjumlah 7.000 orang. Namun per tahun 2010 sudah mencapai hanya 300 orang penduduk di pulau tersebut. Kini diperkirakan tidak sampai 100 orang.

Jumlah penduduk yang sangat sedikit itulah yang membuat pos polisi Inasa dihapuskan sejak tahun 2009, tak ada lagi polisi di pulau tersebut hingga kini.

Daerah tua Sotome awalnya termasuk Ikejima memiliki kantor polisi yurisdiksi Oseto (sekarang kantor polisi Saikai), tetapi telah dipindahkan ke Kantor Polisi Inasa pada tahun 2005.

Kemudian pada tahun 2011 dialihkan ke Kota Kinkai di Nagasaki ke pos polisi Togitsu yang bertanggungjawab terhadap Ikejima.

Dari Kota Nagasaki naik kapal ferry ke sana sekitar 15 menit. Biaya tour seharian ke sana sekitar 8.000 yen. Termasuk makan siang bento ala Nagasaki, sederhana tetapi enak, layaknya makanan asli Jepang lainnya.