Imbas Serangan di Paris, Saham Maskapai Penerbangan Eropa Ambruk
Penyebabnya, para investor merasa khawatir tentang dampak aksi teror yang menewaskan setidaknya 129 orang tersebut
TRIBUNNEWS.COM - Saham emiten maskapai penerbangan dan perusahaan pariwisata Eropa tergelincir jauh pada perdagangan hari ini, Senin (16/11/2015), menyusul aksi teror di Paris, Perancis.
Penyebabnya, para investor merasa khawatir tentang dampak aksi teror yang menewaskan setidaknya 129 orang tersebut.
Saham perusahaan-perusahaan penerbangan menukik paling tajam. Saham maskapai penerbangan Perancis Air France jatuh sebanyak 5 persen.
Adapun saham IAG, pemilik maskapai penerbangan British Airways melemah 3,4 persen. Sementara itu, saham grup hotel Perancis Accor jatuh lebih dari 6 persen.
Meskipun sempat mengalami pelemahan, namun pasar-pasar saham utama Eropa kembali ke zona hijau.
Indeks FTSE 100 merapat ke zona hijau, sementara indeks di Paris dan Frankfurt melemah sebanyak 0,1 persen.
Pelemahan juga diikuti di pasar-pasar saham Asia, termasuk karena imbas kabar resesi di Jepang.
Banyak analis telah memprediksi bahwa saham-saham di sektor pariwisata dan jasa perjalanan (travel) akan menjadi top loser pada perdagangan Senin.
Pasalnya, hari ini merupakan hari pertama bagi pasar untuk bereaksi atas penyerangan di Paris yang terjadi Jumat (14/11/2015) malam waktu setempat.
Eurotunnel Group, operator jaringan kereta api bawah laut di Selat Channel mengalami penurunan saham yang cukup signifikan, yakni hingga 5 persen.
Adapun saham Aeoroports de Paris, operator bandara Charles de Gaulle dan Orly di Paris menukik sebanyak 5 persen. Sementara itu, saham maskapai penerbangan murah Easyjet dan Ryanair turun 2 persen.
"Penyerangan teroris di Paris dan skala lebih besar dari penyerangan ini dapat memberikan dampak negatif yang cukup berarti pada sektor perjalanan dan pariwisata. Bisa saja ini akan menyebabkan investor lebih merasa cemas dengan sektor berisiko tinggi di pasar," ujar Robert T Lutts, Presiden dan Direktur Investasi Cabot Wealth Management.
"Karena Perancis memiliki industri pariwisata yang besar, akan ada beberapa kerusakan pada ekonomi apabila ini (penyerangan di Paris) menyebabkan menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Perancis atau pariwisata secara umum," imbuh Hidenori Suezawa, analisi pasar finansial dan fiskal SMBC Nikko Securities. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.