Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Medsos Pacaran Jepang Jadi Tempat Prostitusi, Polisi Tangkap Bosnya

Akibatnya bos operator Perusahaan medsos tersebut, Yasuhiro Itai, 42, ditangkap polisi

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Medsos Pacaran Jepang Jadi Tempat Prostitusi, Polisi Tangkap Bosnya
Foto Richard Susilo
Medsos Happy Mail Jepang yang paling populer buat pacaran 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Medsos pacaran, cari pacar dan sebagainya yang paling populer di Jepang, punya delapan juta member ternyata memposting jelas tempat prostitusi yang dilarang hukum Jepang dan tidak dihapus pengelolanya.

Akibatnya bos operator Perusahaan medsos tersebut, Yasuhiro Itai, 42, ditangkap polisi Senin ini (30/11/2015).

"Polisi telah menangkap Itai bersama dua karyawannya sebagai pengelola dan mengoperasikan medsos Happy Mail tersebut yang ternyata memiliki posting tempat-tempat prostitusi dan tidak mendelete-nya," ujar sumber Tribunnews.com siang ini, Senin (30/11/2015).

Polisi perfektur Kyoto menggerebeg tempat kantor pusat Ibec Co.Ltd yang didirikan 8 Agustus 1981 itu di Fukuoka dan menangkap Presidennya, Itai serta dua karyawannya.

Sebelumnya sebenarnya polisi telah pernah memeriksa kantor tersebut dan mendapatkan data manual operasi medsos tersebut dengan menggunakan tanda-tanda.

Polisi menduga perbuatan membiarkan posting prostitusi tersebut diketahui bagian pimpinan perusahaan tersebut dan membiarkan hal tersebut terjadi.

Berita Rekomendasi

Namun Itai membantah dugaan polisi tersebut.

Medsos pacaran ini diluncurkan bulan September 2000, dan kini sedikitnya memiliki 8 juta member, yang terbesar di Jepang saat ini.

Fiskal 2014 per 1 April 2015 totak penghasilan perusahaan ini mencapai 3,6 miliar yen.

Setiap hari sekitar 40.000 posting masuk ke medsos ini dan paling banyak adalah posting dari klub orang dewasa, memposting gadis-gadis yang seolah mencari rekanan pria untuk pasangannya, ternyata prostitusi terselubung.

Kasus ini muncul setelah adanya kasus seorang guru taman kanak-kanak dari perfektur Shiga yang ditahan sejak April 2015, bertemu dengan seorang gadis muda prostitusi di sebuah hotel di daerah Fushimi Kyoto. Gadis tersebut ditemukan meninggal dunia.

Polisi juga menyelidiki aliran uang perusahaan ini mencari kemungkinan adanya penyaluran uang ke mafia Jepang (yakuza) karena dunia prostitusi tidak jauh dari dunia yakuza, ungkap sumber itu lagi.

Info lengkap yakuza silakan baca di www.yakuza.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas