Ulama Syiah Dieksekusi, Massa Bakar Kedutaan Saudi di Iran
Massa yang marah membakar kedutaan Arab Saudi di Teheran dan menyerbu bangunan itu sebelum akhirnya dibubarkan polisi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Massa yang marah membakar kedutaan Arab Saudi di Teheran pada Sabtu (2/1/2016) dan menyerbu bangunan itu sebelum akhirnya dibubarkan polisi.
Kantor berita ISNA melaporkan, massa melancarkan protes terkait eksekusi mati terhadap seorang ulama Syiah, Syeik Nimr al-Nimr, di Arab Saudi.
Sementara itu di Mashhad, kota terbesar kedua Iran, para demonstran membakar konsulat Saudi, lapor sejumlah situs berita.
Serangkaian insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah pengumuman kematian ulama berusia 56 tahun itu, yang merupakan tokoh kunci dalam protes anti-pemerintah di kerajaan Saudi sejak tahun 2011.
Eksekusi terhadap Syeik Nimr al-Nimr memicu kecaman keras dari Iran dan Irak yang penduduknya mayoritas Syiah.
"Ada berkobar di dalam kedutaan ... para demonstran mampu masuk ke dalam tetapi (kemudian) diusir," lapor ISNA. "Api telah membakar bagian dalam kedutaan," kata seorang saksi mata kepada kantor berita AFP. "Polisi ada di mana-mana dan telah membubarkan para demonstran, beberapa di antaranya telah ditangkap."
Sejumlah pengunjuk rasa sempat memanjat ke atap gedung kedutaan sebelum mereka dipaksa pergi, kata laporan ISNA.
Sejumlah situs berita memasang foto-foto para demonstran yang mencengkeram bendera Saudi, yang telah ditarik turun.
Media Iran mengutip Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Hossein Jaber Ansari, saat meminta polisi untuk "melindungi misi diplomatik Arab Saudi di Teheran dan Mashhad ... dan mencegah demonstrasi di depan dua lokasi itu."
Nimr, yang menghabiskan lebih dari satu dekade belajar teologi di Iran, termasuk di antara 47 orang Syiah dan Sunni yang dieksekusi pada hari Sabtu atas tuduhan terorisme.
Irang yang mayoritas Syiah, yang merupakan musuh lama Saudi, mengatakan dalam reaksi terkait eksekusi Nimr bahwa "pemerintah Saudi mendukung gerakan teroris dan ekstremis, serta menghadapi para kritikus di dalam negeri dengan penindasan dan eksekusi."
Saudi akan "membayar harga yang mahal karena menerapkan kebijakan itu," kata Jaber Ansari sebelum serangan itu terjadi.
Sebaliknya Arab Saudi, menurut Kementerian Luar Negeri, memanggil utusan Iran "dan menyerahkan nota protes dengan kata-kata keras atas pernyataan agresif Iran".
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, orang-orang itu dihukum karena mengadopsi ideologi radikal, bergabung dengan "organisasi teroris" dan melakukan sejumlah "plot pidana".
Sebuah daftar resmi tentang orang-orang yang dieksekusi mencakup sejumlah warga Sunni yang dihukum karena terlibat dalam serangan Al-Qaeda yang menewaskan warga Saudi dan orang asing tahun 2003 dan 2004.