Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gempur ISIS 18 Bulan, Amerika: Kami Mulai Kehabisan Amunisi

Amerika Serikat menembakkan banyak bom pintar pada ISIS sehingga persediaan senjata canggih tersebut berkurang.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Gempur ISIS 18 Bulan, Amerika: Kami Mulai Kehabisan Amunisi
NBCNEWS.COM
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ashton Carter. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Amerika Serikat menembakkan banyak bom pintar pada sasaran kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sehingga persediaan senjata canggih tersebut berkurang.

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, Selasa (3/2/2016), ketika memaparkan budget besar Pentagon.

Pesawat tanpa awak dan pesawat tempur Amerika berada di garis depan upaya koalisi selama 18 bulan untuk memerangi kelompok ISIS di Irak dan Suriah.

Dalam kampanye militer itu, AS melancarkan 10.000 serangan udara, yang sebagian besar diklaim Pentagon tepat sasaran.

"Kami serang ISIS dengan begitu banyak bom pintar yang dipandu GPS dan roket yang diarahkan laser sehingga kami mulai kekurangan persediaan senjata dalam melawan teroris," kata Carter.

"Maka, kami akan menginvestasikan 1,8 miliar dollar AS pada 2017 untuk membeli sekitar 45.000 bom pintar dan roket," lanjut Carter.

Amunisi untuk membeli senjata tersebut--sebuah anugerah untuk industri kontraktor pertahanan Amerika-- merupakan salah satu komponen dari perluasan alokasi dana untuk memerangi kelompok ISIS.

Berita Rekomendasi

Pada tahun fiskal 2017, Carter sudah membuat budget 7,5 miliar dollar AS -- meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya-- untuk mendanai kampanye militer di Irak dan Suriah.

Uang dalam jumlah besar itu bukan hanya menunjukkan keberlanjutan kampanye pengeboman di Irak dan Suriah, tetapi juga kemungkinan perluasan peperangan terhadap kelompok ekstremis yang ingin mendirikan khalifah di wilayah lain seperti Libya.

Total budet pertahanan AS untuk tahun fiskal 2017 hampir mencapai 583 miliar dollar AS, kata Carter, jauh melampau negara manapun dan melebihi belanja pertahanan gabungan dari militer terbesar kedelapan di dunia ini. Kompas.com/AFP

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas