Tak Gampang Jadi Pengamen di Negara Ini: Harus Jalani Audisi, Raup Rp 2 Juta per Hari
Untuk penghasilan, pengamen di kota Melbourne bisa mengantongi setidaknya setara dengan Rp 2 juta per hari
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Saat melihat pengamen di jalanan Australia, seperti di kota Melbourne, mungkin Anda tidak menyadari jika mereka telah melewati audisi.
Untuk bisa tampil di depan publik bisa dikatakan sangat kompetitif.
Misalnya saja bagi mereka yang ingin menampilkan keahlian dalam bermusik, menari, sulap, di Bourke Street Mall.
Bourke Street Mall adalah jantung kota Melbourne yang selalu ramai dikunjungi dan dilewati ratusan warga dan turis, setiap harinya.
Daniel Tucceri adalah salah satu pengamen di Bourke Street Mall. Ia sudah menjadi pengamen sejak tahun 2012.
Kini, ia menjadi salah satu anggota juri audisi pengamen yang diselenggarakan Pemerintah Kota Melbourne.
Ya, untuk bisa menjadi pengamen di kota Melbourne, Anda harus mendapatkan izin. Untuk mengantongi "surat izin mengamen" ini, para pemusik dan seniman harus melewati proses audisi.
"Waktu masih kecil, saya berpikir tidak mungkin rasanya mencari uang lewat bermusik. Tetapi setelah bertambah dewasa... saya mencoba untuk mengamen," kata Tucceri.
Untuk penghasilan, pengamen di kota Melbourne bisa mengantongi setidaknya setara dengan Rp 2 juta per hari.
Banyak di antara mereka pun yang menjual album CD-nya, dengan harga sekitar Rp 100.000 per keping.
Menurut Tucceri ada beberapa cara untuk dapat menjadi pengamen yang sukses. Kesuksesan di sini adalah berhasil mencuri perhatian orang-orang dan membuat warga menikmati hasil karya sang pengamen.
"Anda harus paham lingkungan sekitar dan mengerti apa yang dimainkan, bukan sekedar berteriak atau asal-asalan kepada, tapi tampil dengan perilaku yang baik. Kemudian orang-orang pun akan berhenti [berjalan] dan menonton kita," ujarnya.
"Ada yang memberi uang sudah bagus, tetapi membangun perasaan dan koneksi dengan orang-orang itu yang sangat bernilai...," tambahnya.