Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mengerikan dari Gadis Budak Seks ISIS yang Berhasil Melarikan Diri

Nadia Murad Basee Taha, perempuan berusia sekitar 21 tahun ini baru saja bikin heboh dunia melalui sebuah pengakuan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Mengerikan dari Gadis Budak Seks ISIS yang Berhasil Melarikan Diri
Reuters
Nadia Murad Basee Taha 

TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Nadia Murad Basee Taha, perempuan berusia sekitar 21 tahun ini baru saja bikin heboh dunia melalui sebuah pengakuan.

Nadia adalah perempuan Yazidi yang pernah menjadi budak seks simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Menurut Wikipedia, Yazidi adalah kelompok etnoreligius dan berbahasa Kurdi yang mempraktekkan agama sinkretisme yang menggabungkan Syiah dan Sufi Islam dengan tradisi adat rakyat daerah.

Tak hanya dijadikan budak seks oleh simpatisan ISIS, Nadia juga mengalami peristiwa mengerikan lainnya.

 Dengan mata kepalanya sendiri, Nadia menyaksikan simpatisan ISIS membunuh enam anggota keluarganya, termasuk ibunya, di Irak Utara.

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Mirror (14/2/2016), pengakuan ini disampaikan Nadia di Trade Union Congress House di pusat Kota London, Inggris.

Pengakuan ini juga pernah disampaikan Nadia di depan forum PBB.

Berita Rekomendasi

Nadia berasal dari Kota Sinjar di Irak Utara, yang penduduknya didominasi oleh golongan Yazidi.

Para militan ISIS, menuduh kaum Yazidi sebagai golongan kafir. Tuduhan inilah yang membuat ISIS membantai kaum Yazidi dan menjadikan perempuannya sebagai budak seks, termasuk Nadia.

Nadia termasuk ke dalam lebih dari 5.000 perempuan yang ditawan ISIS untuk dijadikan budak seks.

Menurut Nadia, kini masih ada 3.400 perempuan dan anak-anak kaum Yazidi yang masih disandera ISIS.

“Ketika saya berbicara, saya tidak hanya berbicara atas nama saya sendiri, tapi atas nama semua wanita dan anak-anak yang terkena dampak di zona perang,” kata Nadia sambil berlinang air mata, menurut laporan Mirror.

Dijelaskan Nadia, sebanyak 5.800 perempuan dan anak-anak Yazidi ditangkap oleh ISIS. Kebanyakan ISIS melakukan pembunuhan di Irak dan Suriah, termasuk jutaan pengungsi.

"Mereka (ISIS) melakukan segala macam; pembunuhan, pemerkosaan, dan menggusur orang secara paksa atas nama Islam."

"Banyak orang berpikir bahwa pengalaman saya terlihat pahit, tapi di luar sana banyak perempuan yang pengalamannya lebih pahit dari saya,” tutur Nadia.

Enam keluarga Nadia dibantai di depan matanya. Dan ada yang mengerikan lagi, ungkap Nadia, ada seorang yang harus kehilangan 10 anggota keluarganya akibat pembantaian ini.

Kini, Nadia ‘beruntung’ dan bisa bernafas lega karena bisa melarikan diri dari sekapan simpatisan ISIS.

Nadia mengatakan, ada 27 kuburan massal yang dibangun ISIS di wilayah tersebut. Nadia menegaskan, bahwa dunia harus bersatu untuk memerangi ISIS.

"Saya ingin semua orang membantu. Satu setengah tahun sudah berlalu, tapi kekerasan terhadap Yazidi masih terus terjadi,” kata Nadia.

Peristiwa mengerikan melihat ibunya dibunuh masih membekas di benak Nadia. Kini ia jadi yatim piatu, sebab sudah sejak lama Nadia kehilangan ayahnya akibat perang.

“Ketika mereka (ISIS) membawa saya ke Mosul dan memperkosa saya, saya lupa dengan ibu dan saudara-saudara saya. "

"Karena apa yang mereka lakukan terhadap wanita itu lebih mengerikan daripada kematian,” ungkap Nadia Murad Basee Taha.

"Sampai sekarang, selama lebih dari satu setengah tahun, gadis-gadis belia, bahkan ada yang usia sembilan tahun, diperjual-belikan untuk budak seks,” sambungnya.

Dalam forum di Trade Union Congress House ini, ada wacana Nadia akan diberi Hadiah Nobel Perdamaian, wacana ini pun disambut dengan tepukan tangan meriah dari para hadirin.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas