TRIBUNNEWS.COM, FIJI - Akibat badai di Fiji yang sudah menelan belasan nyawa, para wisatawan asing mulai meninggalkan negara kepulauan itu.

Badai siklon tropis Winston memporak-porandakan kepulauan di wilayah Samudera Pasifik itu Sabtu (20/2/2016) malam waktu setempat.

Kehancuran dipicu oleh angin sekencang 326 kilometer per jam yang dihasilkan badai tersebut.

Organisasi non-profit bidang kemanusiaan dan pemulihan bencana Care Australia menyebut bahwa telah dipastikan jumlah korban tewas adalah 17 orang.

Hal itu disampaikan kepada AFP setelah organisasi tersebut mengikuti rapat dengan pejabat penanggulangan bencana di Fiji.

Kantor berita Fiji Broadcasting Corporation melaporkan kebanyakan korban berasal dari wilayah Fiji sebelah barat.

Tak hanya menelan nyawa, badai itu juga merusak rumah warga dan infrastruktur, sehingga membuat banyak warga mengungsi.

Badai siklon yang melanda Fiji itu tercatat sebagai badai terkuat yang pernah melanda belahan bumi bagian selatan.

Atas ancaman tersebut, para turis asing yang terjebak di Fiji akibat badai ini, mulai pulang ke negara asal masing-masing.

Hal itu terlihat setelah Bandara Nadi kembali dibuka dan beroperasi, di mana sebelumnya bandara tersebut ditutup selama 2 hari.

Dibukanya kembali operasional bandara Nadi juga membuka jalan bagi pengerahan bantuan kemanusiaan yang mulai menumpuk.

Australia mengumumkan paket bantuan senilai lima juta dolar Australia, terdiri dari kebutuhan dasar seperti makanan dan air minum, juga pesawat.

"Dampak keseluruhan bencana ini masih belum diketahui. Kami siap memberikan bantuan lebih lanjut untuk mendukung pemulihan Fiji," ucap Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. (AFP/Fiji Times)