Panama Papers Mulai Menelan Korban, Perdana Menteri Islandia Mundur
Dia mengalihkan 50 sahamnya kepada sang istri di tahun 2009, dengan jumlah simbolik sebesar satu dollar AS.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, REYKJAVIK- Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson akhirnya meletakkan jabatannya, Selasa (5/4/2016). Hal ini menyusul munculnya nama dia dan sang istri dalam dokuman "Panama Papers".
Informasi mundurnya Gunnlaugsson dari jabatan Perdana Menteri diungkapkan Wakil Ketua Partai Progresif Islandia, seperti dilansir CNN, malam ini (WIB).
Dalam beberapa hari terakhir Gunnlaugsson memang berada dalam tekanan untuk mundur.
Warga sebelumnya telah menandatangani petisi meminta agar Perdana Menteri mundur menyusul dugaan skandal keuangan dan pajak dalam dokumen tadi.
"Panama Papers" adalah dokumen rahasia yang memuat daftar klien kelas kakap yang menginginkan uang mereka tersembunyi dari endusan pajak di negaranya.
Dokumen rahasia itu kini menjadi konsumsi publik setelah dibocorkan media massa setelah bocor dari pusat data firma Mossack Fonseca. Itu adalah sebuah firma hukum yang berbasis di Panama.
Di dalam 11 juta halaman dokumen itu, terdapat nama-nama politisi, bintang olahraga, dan selebriti yang menyimpan uang mereka di berbagai perusahaan "cangkang" di luar negeri demi menghindari pajak.
Sebelumnya diberitakan, Gunnlaugsson sempat menolak untuk mengundurkan diri. Padahal, di dalam dokumen itu tercantum nama Gunnlaugsson dan istrinya, Anna Sigurlaug Palsdottir.
Mereka diduga menggunakan jasa firma di luar negaranya demi menyembunyikan investasi bernilai jutaan dollar AS dari kewajiban pajak.
Penolakan itu diungkapkan Gunnlaugsson dalam wawancara di sebuah stasiun televisi Islandia, Channel 2, Senin kemarin
Dalam data itu terungkap, Gunnlaugsson dan istrinya, membeli Wintris Inc. yang merupakan perusahaan di wilayah Kepulauan Virgin, Inggris, pada Desember 2007.
Dia mengalihkan 50 sahamnya kepada sang istri di tahun 2009, dengan jumlah simbolik sebesar satu dollar AS.
Terkait kasus ini, dia berkeras mengaku tak pernah menyembunyikan uang, terlebih di luar negeri.
Sementara, tentang istrinya, Gunnlaugsson mengatakan, Anna yang sudah berlimpah harta dari ayahnya selalu membayar kewajiban pajaknya di Islandia.
Kendati demikian, akhirnya hari ini sang Perdana Menteri tetap mundur dan meletakkan jabatannya itu.