TRIBUNNEWS.COM, AUCKLAND - Uang kertas Selandia Baru pecahan 5 dolar didaulat sebagai uang kertas terbaik 2015 di antara 40 desain uang kertas dari 20 negara.

Dalam penghargaan yang diberikan tiap tahun oleh Komunitas Uang Kertas Internasional ini, terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi uang kertas yang ikut berlomba.

Syaratnya adalah, uang tersebut harus pertama kali diterbitkan di tahun penghargaan dan sudah digunakan dalam keperluan sehari-hari.

Uang-uang kertas ini dinilai dari sisi artistik, fitur keamanan yang inovatif, termasuk penggunaan warga, kontras dan keseimbangan.

Hampir 150 uang kertas dirilis tahun lalu, dengan lebih dari "tiga lusin" desain baru yang memenuhi syarat untuk dinominasikan sebagai uang kertas terbaik.

Setelah melalui proses panjang, uang 5 dolar Selandia Baru terpilih menjadi yang terbaik.

Di posisi kedua ditempati 5 poundsterling Skotlandia, 20 kronor Swedia, 100 Rubel Rusia dan 20.000 tenge Kazakhstan.

Uang kertas 5 dolar Selandia Baru menampilkan wajah pendaki gunung Sir Edmund Hillary memandang Gunung Aoraki atau Gunung Cook di Pulau Selatan.

Di sisi lainnya, ditampilkan gambar penguin mata kuning yang langka dan tumbuh-tumbuhan lokal Selandia Bar.

Tim penilai memuji paduan warna oranye dan coklat dan jendela polimernya yang cantik. Uang ini dicetak oleh Perusahaan Uang Kertas Kanada di Ottawa.

"Kami bangga dengan semua uang kertas baru negeri ini, namun diakuinya uang kertas 5 dolar sebagai yang terbaik secara internasional memberi arti khusus bagi kami," ujar Wakil Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Geoff Bascand.

Beberapa negara telah memenangkan penghargaan ini yaitu Trinidan & Tobago (2014), Ugada (2010), Bermuda (2009), Samoa (2008), Skotlandia (2007, Komoro (2006), Kepulauan Faroe (2005) dan Kanada (2004).

Sementara Kazakhstan tiga kali menjadi yang terbaik yaitu pada 2011, 2012 dan 2013.

Komunitas Uang Kertas Internasional adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada 1961.

Tujuan organisasi yang beranggotakan 100 negara ini adalah memperkenalkan, mendorong dan memajukan studi terkait uang kertas di seluruh dunia.

Sumber: The Guardian