Gorila Ditembak untuk Selamatkan Bocah, Publik AS Protes
Publik AS marah atas insiden gorila ditembak mati untuk menyelamatkan seorang bocah yang jatuh ke kandangnya.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, OHIO - Publik AS marah atas insiden gorila ditembak mati untuk menyelamatkan seorang bocah yang jatuh ke kandangnya.
Penembakan itu terjadi di Kebun Binatang Cincinnati, Ohio, AS, Sabtu (28/5/2016).
Bocah berusia empat tahun itu memanjat pagar pembatas kandang Gorilla World dan jatuh ke dalamnya, sehingga didekati seekor gorila.
"Bocah itu lalu diseret oleh gorila itu. Kepalanya terbentur lantai. Bocah tersebut dalam bahaya," jelas direktur kebun binatang itu, Thane Maynard.
Polisi setempat akhirnya menembak mati seekor gorila jantan bernama Harambe itu, untuk menghindari hal-hal buruk terjadi atas si bocah.
Hal tersebut dinilai pihak kebun binatang tindakan yang tepat.
Namun, keputusan itu malah memicu amarah publik AS yang menilai Kepolisian Cincinnati terlalu cepat memutuskan untuk menembak mati gorila itu.
Padahal, gorila termasuk spesies langka yang dilindungi dan seharusnya antisipasi bahaya dilakukan menggunakan peluru bius.
Menurut publik, orangtua bocah itu yang seharusnya bertanggungjawab atas insiden yang menimpa anaknya, lantaran kurang mengawasi anaknya.
Mereka juga menganggap hewan dilindungi tersebut tak pantas mati atas keteledoran orangtua bocah itu.
Kemarahan itu sampai menggerakkan pembuatan petisi online yang telah ditandatangani lebih dari 180 ribu orang, yang mengkritik penembakan Harambe.
Di Facebook, muncul pula laman berjudul 'Justice for Harambe' yang telah memperoleh lebih dari tiga ribu penyuka.
Belum ada respons dari keluarga bocah tersebut atas kemarahan publik itu, selain pernyataan syukur atas selamatnya bocah itu. (New York Times/Reuters)