Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FBI Cukup Mengenal 'Pembantai' Gay di Orlando

Kepolisian Orlando, Florida, AS, telah mengidentifikasi pelaku penembakan yang menewaskan 50 orang di klub gay

Editor: Sanusi
zoom-in FBI Cukup Mengenal 'Pembantai' Gay di Orlando
Daily Mail
Omar Mateen, kelahiran New York tahun 1986, dari ayah imigran Afganistan. 

TRIBUNNEWS.COM, ORLANDO - Kepolisian Orlando, Florida, AS, telah mengidentifikasi pelaku penembakan yang menewaskan 50 orang dan melukai 53 orang lain di klub malam kaum gay di kota itu, Minggu (12/6/2016).

Pria itu adalah Omar Mateen, kelahiran New York tahun 1986, dari ayah imigran Afganistan.

Belum lama ini, pria bernama lengkap Omar Mir Seddique Mateen itu pindah ke Fort Pierce, Florida, 120 mil sebelah tenggara Orlando.

Pada saat penyerangan ke klub malam kaum gay itu, Mateen melakukannya seorang diri dengan menggunakan senjata laras panjang semi otomatis AR-15, sepeti dilapokan Daily Mail.

Dari jumlah korban, Mateen tercatat sebagai warga sipil penyerang tunggal dengan jumlah korban tewas terbanyak di AS sejak serangan teror 11 Setepember 2011 atau juga disebut serangan Nine Eleven.

Mateen sebenarnya dalam pengawasan orotitas keamanan AS sehingga pernah diinterogasi FBI pada 2013 dan 2014.

Namun, ia dibebaskan karena petugas tidak menemukan potensi ancaman.

Berita Rekomendasi

Petugas mengatakan, sebelum menyerang klub malam di kawasan Pulse, Orlando, Mateen telah menelpon 911 untuk menyatakan janji setianya pada Negara Islam di Irak dan Suriah.

Mateen, seperti dilaporkan polisi Orlando, juga menyinggung serangan bom pada lomba Marathon di Boston, April 2013. Serangan itu menewaskan 6 orang, termasuk pelaku, Tamerlan Tsarnaev.

Akibat ulah Mateen, selain 50 orang tewas, juga 53 orang terluka. Tiga jam setelah kekacauan di klub, polisi mendobrak dengan kendaraan lapis baja dan granat dan membunuh Mateen.

“Tampaknya ia terorganisasi dan mempersiapkan serangan dengan baik,” kata Kepala Polisi Orlando, John Mina. Polisi tidak menemukan pelaku selain Mateen.

"Kita tahu, cukup untuk mengatakan ini adalah aksi teror dan tindakan kebencian," kata Presiden Barack Obama dalam pidato di Gedung Putih.

Kekerasan seperti itu bisa saja menghadam setiap warga AS kapan pun. "Ini adalah hari yang sangat memilukan bagi teman-teman kita yang lesbian, gay, biseksual, atau transgender," kata Obama, seperti disampaikan CNN News.

Mateen menikahi seorang wanita Uzbekistan pada 2009, menurut surat nikah. Namun, dia kemudian mengajukan perceraian pada 2011.

Mateen telah bekerja sejak tahun 2007 sebagai petugas keamanan di G4S Solutions Secure, salah satu perusahaan keamanan swasta terbesar di dunia.

Orangtua Mateen, yang berasal dari Afganistan, mengatakan, ia pernah marah besar ketika melihat dua orang berciuman di area terbuka di Miami.

Namun, orangtua Mateen justru mengganggap anaknya itu orang biasa, bukan seorang religius dan tidak tahu kalau ia memiliki hubungan dengan ISIS.

Pesan yang diunggah di situs web berbahasa Arab, yang terkait dengan kantor berita ISIS, Amaq, mengatakan "serangan bersenjata yang menargetkan sebuah klub malam kaum gay di kota Orlando, Florida, yang menewaskan lebih dari 100 tewas dan terluka dilakukan oleh seorang pejuang ISIS”.

Pada jumpa pers Minggu (12/6/2016) sore, pejabat FBI Ronald Hopper mengatakan lembaganya mengenal Mateen.

Hopper mengatakan, Mateen pernah diinterogasi pada 2013 dan 2014 setelah ia menyatakan simpati atas seorang pembom bunuh diri.

Namun, kata Hopper, hasil wawancara atas Mateen ternyata tidak meyakinkan. Sehingga petugas tidak melanjutkan ke tahap penyidikan.

Tiga hari sebelum serangan di klub malam di Pulse, Orlando, ISIS telah merilis klaim akan menyerang Florida. Namun, klaim itu belum diverifikasi keasliannya.(Pascal S Bin Saju)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas