Hasil Mengejutkan Penelitian Ilmuwan, Kematian Bisa Diprediksi
Kini, sekelompok ilmuwan berhasil memprediksi kematian dengan akurasi 80 persen.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Kematian merupakan fase kehidupan yang tak terelakkan.
Kebanyakan orang menerima datangnya kematian sebagai misteri. Namun, beberapa ilmuwan tidak.
Sekelompok ilmuwan meneliti fase kehidupan sejumlah makhluk hidup.
Kini, sekelompok ilmuwan berhasil memprediksi kematian dengan akurasi 80 persen.
Selama ini, ahli biologi berasumsi hanya dua fase dasar kehidupan, kanak-kanak dan dewasa.
Masa kanak-kanak ditunjukkan dengan pertumbuhan dan perkembangan cepat. Tingkat kematian rendah pada fase ini.
Sementara, masa dewasa ditandai dengan kematangan secara seksual.
Tingkat kematian juga tergolong rendah sebab masa dewasa adalah saat terbaik dan biasanya makhluk hidup menghasilkan keturunan.
Pada masa dewasa akhir, tubuh mulai menua.
Penuaan awalnya berjalan lambat namun lambat laun semakin cepat. Setiap tahun potensi kematian bertambah.
Laurence Mueller dan Michael Rose, seorang biolog dari Univeristas California di Irvine mempelajari lalat buah Drosophila untuk mengungkap misteri kematian.
"Kita mengambil 2,828 lalat betina dan menempatkan masing-masing lalat tersebut dengan dua lalat jantan dalam sebuah botol," kata Mueller seperti dikutip BBC Earth, Rabu (22/06/2016).
Setiap hari, ilmuwan memindahkan lalat betina ke botol baru dan menghitung jumlah telur yang dihasilkan.
Mereka melakukan eksperimen tersebut selama beberapa minggu hingga lalat-lalat mati. Umur lalat memang hanya beberapa minggu.
Awalnya, hasil penelitian mengecewakan.
Ilmuwan tidak menemukan sesuatu yang berharga.
Namun, saat ilmuwan melihat data lebih dekat, mereka menyadari ada sesuatu yang berbeda.
"Saya memperhatikan perbedaan kesuburan antara betina yang akan mati dengan betina yang masih memiliki masa hidup beberapa minggu lagi," kata Mueller.
Secara sederhana tingkat kesuburan lalat menurun dua minggu menurun sebelum akhirnya mati. Ini dilihat dari jumlah telur yang dihasilkan setiap hari.
Penurunan terjadi tanpa melihat umur.
Sebagai contoh, lalat yang berumur 60 hari dan menuju kematiannya serta lalat berumur 15 hari yang akan mati sama-sama mengalami penurunan kesuburan.
Penurunan tingkat keseburan juga dialami pejantan.
Mueller mengatakan, lalat jantan akan kehilangan kemampuan membuahi betina beberapa saat sebelum kematian.
Lewat penelitian itu, ilmuwan menunjukkan adanya fase kehidupan yang belum dikenal selama ini, fase akhir kehidupan yang disebut "spiral kematian".
Prediksi kematian pada lalat buah akhirnya dilakukan dengan dasar jumlah telur yang dihasilkan betina.
Mueller dan Rose bisa memprediksi kematian dengan akurasi 80 persen tiga hari sebelum kematian itu menjemput.
Selain Mueller dan Rose, James Curtsinger Ilmuwan dari Universitas Minnesota juga meneliti hubungan kesuburan dan kematian pada lalat buah.
Namun Curtsinger punya pendapat berbeda dengan hasil penelitian Mueller dan Rose.
Curtsinger menyebut bahwa penelitian pada lalat buah ini bukan bukti adaya fase akhir kehidupan.
Ia tidak percaya manusia dan spesies selain lalat buah akan mengalami penurunan kesuburan sebelum kematian.
Curtsinger juga berpendapat, "spiral kematian" merupakan sesuatu yang ambigu dan tidak jelas.
Curtsinger mengajukan terminologi yang lebih tepat untuk menyebut penurunan kesuburan pada lalat buah, yaitu "berhenti".
Tahapan itu dimulai saat lalat tidak mampu lagi menghasilkan telur.
Sebagai gambaran, lalat buah akan bertelur sebanyak 1200 buah sepanjang hidupnya.
Jika dalam sehari saja lalat tidak bertelur, itu bisa jadi indikasi jika ada sesuatu yang salah.
Terlepas dari pendapat Curtsinger, Mueller tetap berpendapat jika manusia yang mati dengan cara alami akan mengalami "spiral kematian".
Setelah mengetahui adanya fase tersebut, maka selanjutnya bisa dikulik cara untuk mencegah fase "spiral kematian" yang terlalu lama dan menyiksa.
"Akan menjadi sebuah hal yang menarik untuk dicermati bagaimana memperpendek fase 'spiral kematian' sehingga kita bisa sesehat orang lain sampai sesaat sebelum kematian," kata Mueller. (Kontributor Sains, Monika Novena)