Brexit Berjaya, Pemimpin Partai Pro-Brexit Mundur dari Jabatannya
Nigel Farage dianggap sebagai politisi yang paling vokal dalam menyuarakan dukungannya agar Inggris keluar dari Uni Eropa.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Usai hasil referendum menyatakan Inggris akan keluar dari Uni Eropa (Brexit), pemimpin partai yang mendukung itu malah resign.
Nigel Farage dianggap sebagai politisi yang paling vokal dalam menyuarakan dukungannya agar Inggris keluar dari Uni Eropa.
Sebagai pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP), Farage terus memastikan warga Inggris bahwa Inggris bisa menjadi negara yang mandiri.
Namun, saat kemenangan telah dipegang oleh kubu Brexit, Farage malah memilih untuk mundur dari jabatannya.
"Kemenangan kubu 'leave' dalam referendum menandai ambisi politik saya telah tercapai," demikian kata Farage soal pengunduran dirinya.
"Saya sudah melakukan apa yang sudah menjadi bagian saya. Sekarang saya ingin kembali ke kehidupan saya," ucapnya lagi.
Selama mengampanyekan Brexit, Farage dinilai sukses menanamkan argumennya di kepala warga Inggris soal kemerdekaan Inggris dari Uni Eropa.
Farage sudah terlibat dalam kampanye Brexit sejak awal 1990-an.
Dalam pernyataannya, Farage juga berpesan agar siapapun yang menggantikan posisi David Cameron sebagai PM Inggris haruslah pendukung Brexit.
"Saya akan mengawasi proses renegosiasi di Brussels (soal Brexit) dan mungkin akan memberikan komentar soal itu di Parlemen Eropa," tambahnya.
Sebelumnya, pendukung besar Brexit lain, mantan Wali Kota London Boris Johnson, menyatakan bahwa dirinya tak akan mencalonkan diri sebagai PM.
Cameron, yang mendukung Inggris tetap bergabung di Uni Eropa, mundur sebagai PM setelah referendum pada 22 Juni itu dimenangkan kubu Brexit. (New York Times/AFP)