Penyiar NHK Terjerumus Jaringan Prostitusi Jepang
Seorang penyiar NHK terperangkap ke dalam jaringan prostitusi Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang penyiar NHK terperangkap ke dalam jaringan prostitusi Jepang.
NHK pun berkomentar bahwa penyiar tersebut tidak memberikan tanggapan apa pun atas kasusnya tersebut.
"Benar ada penyiar wanita NHK yang diisukan terlibat, namun dia telah mengundurkan diri dari sistem di NHK. Kebocoran informasi ini adalah kelemahan kami dan dia adalah korban. Dia juga tidak mengomentari apakah sang penyiar telah tercatat atau tidak di dalam jaringan prostitusi tersebut," tulis Shukan Post edisi 5 Agustus 2016 mengutip sumbernya di NHK.
Bulan lalu Shukan Post mengungkapkan jaringan pacaran (dating) online bagi pria muda kaya raya Jepang yang bisa mendapatkan wanita cantik.
Dalam jaringan dating tersebut ternyata ada wanita cantik penyiar NHK. Namun sejak Shukan Post mengungkapkan kasus tersebut, kini situs dating tersebut menjadi sangat tertutup dan anggota baru sama sekali tak bisa dilihat oleh umum.
Penerbitan 21 Juli 2016 Shukan Post dan Shukan Shincho memberitakan seorang penyiar wanita usia 25 tahun telah memasuki jaringan dating tersebut.
Penyiar wanita tersebut ketika dihubungi Shukan Post menyatakan dia terjebak, tak tahu kalau itu situs prostitusi.
Namun dia mengakui telah dating dengan empat pria dari jaringan tersebut.
"Saya tak tahu kalau itu jaringan prostitusi. Saya pikir itu jaringan untuk mencari pasangan untuk kemudian menikah," kata dia kepada reporter Shukan Post. Identitas penyiar wanita tersebut tetap disembunyikan hingga kini.
Situs online Koibito Bank tersebut telah memiliki sekitar 3.000 anggota wanita ke dalam empat kategori, mulai Standar, Gold, Platinum dan Black.
Situs itu menjanjikan kepada pria dapat mengakses berbagai wanita dari berbagai kelas termasuk wanita yang menjadi pemain film porno.
Untuk jadi anggota seorang pria harus bayar 300.000 yen dan untuk bisa dating harus tambah bayar 100.000 yen sekali pacaran.
Sedangkan wanita semua gratis bahkan kalau bisa pacaran diberikan honor kepada sang wanita yang telah tercatat sebagai member juga di situs tersebut.
Satoshi Mihira, pengacara Mizuho Chuo Law Offices tegas-tegas menyatakan hal itu bisa dianggap prostitusi melanggar UU Anti prostitusi.
"Pengelolaan tersebut sebenarnya bermasalah dari segi hukum karena dengan kesepakatan yang ada serta uang terlibat di dalamnya bisa dikatakan sebagai prostitusi dan itu jelas melanggar UU Anti Prostitusi Jepang," katanya.
Situs pacaran yang pada akhirnya mendapatkan uang besar bagi sang wanita memang mulai banyak akhir-akhir ini dari pengamatan Tribunnews.com di Jepang.
Menjadi pemberitaan sebenarnya karena wanita tersebut ternyata dari aktris film porno yang terkenal, penyiar wanita terkenal atau wanita terkenal lain sehingga menjadi ramai diberitakan.
Semua itu terungkap karena wajah member situs prostitusi biasanya dimunculkan sebagai daya tarik pria yang juga menjadi anggotanya, bukti kalau benar orang terkenal itu ada di dalam jaringan tersebut.
Di balik semua itu biasanya pula pengelolaan dilakukan kalangan mafia Jepang (yakuza) karena situs online wanita kelas tinggi dan terkenal mendatangkan banyak keuntungan bagi yakuza.
Belum ada keluhan kerugian apa pun dari korban kepada polisi sehingga belum ada pemeriksaan kepada pengelola sistem tersebut.
Namun yang pasti polisi Jepang telah memonitor terus situs online hingga kini dan tinggal menciduk pengelolanya apabila muncul korban dan keluhan masyarakat.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.