Terkubur Puing 17 Jam, Gadis 10 Tahun Hanya Luka Ringan
Gempa dahsyat berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Pescara del Tronto, Italia Selatan, memunculkan cerita dramatis
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PESCARA DEL TRONTO - Gempa dahsyat berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Pescara del Tronto, Italia Selatan, memunculkan cerita dramatis.
Petugas penyelamat menemukan gadis kecil berusia 10 tahun mampu bertahan hidup di bawah reruntuhan bangunan setelah terkubur sekira 17 jam.
Tim penyelamat langsung berteriak, "Ia masih hidup," setelah berhasil mengangkat korban dari reruntuhan bangunan di Kota Pescara del Tronto. Berawal ketika seorang anggota regu penyelamat mendengarkan sebuah suara yang berasal dari reruntuhan bangunan.
"Anda dapat mendengar sesuatu di bawah sini. Tenang, tenang, " ujar petugas penyelamat itu kepada kawan-kawannya, Kamis (25/8). Ia kemudian mencoba berkomunikasi dengan gadis yang tertimpa reruntuhan.
"Ayo, Giulia, ayolah, Giulia. ... Perhatikan kepala Anda."
Keceriaan muncul ketika korban dapat ditarik keluar dari reruntuhan. Gadis tersebut ternyata tidak mengalami luka serius namun tetap di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan observasi lebih lanjut.
Hingga hari kedua setelah terjadi gempa pada Rabu (24/8), korban tewas mencapai 247 orang. Para petugas penyelamat terus berusaha mencari korban hidup yang masih tertimpa reruntuhan. Namun korban yang telah terkubur lebih dari 24 jam punya peluang tipis untuk bisa selamat.
"Sekira 90 persen korban yang dapat kami tarik dari reruntuhan dalam kondisi meninggal dunia. Kami berada di sini untuk mencari korban yang sudah tewas maupun masih hidup," kata Christian Bianchetti, seorang relawan yang terus melakukan pencarian di malam hari.
Kawasan yang paling parah terkena gempa yaitu Amatrice dan Accumoli, sekira 90 km dari Kota Roma. Menteri Kesehatan Italia, Beatrice Lorenzin, ketika mengunjungi daerah yang hancur mengatakan banyak dari korban adalah anak-anak.
Zona yang terkena gempa merupakan lokasi populer bagi warga Roma untuk berlibur, terutama pada Agustus. Pada bulan itu sebagian besar orang Italia mengambil liburan musim panas sebelum anak-anak masuk sekolah kembali.
Rabu malam, lima jenazah dapat dapat dikeluarkan dari reruntuhan sebuah hotel di Amatrice. Lokasi tersebut ditinggali 70 orang. Para pejabat mengatakan tim penyelamat terpaksa menangguhkan pencarian mereka karena terlalu gelap dan berbahaya untuk dilanjutkan.
Seorang korban tewas di reruntuhan hotel adalah seorang anak berusia 11 tahun yang awalnya menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Petugas penyelemat mengaku mendengar jeritan anak-anak dari reruntuhan. Penduduk setempat menggali menggunakan tangan kosong untuk mencari keluarganya yang tertimpa reruntuhan.
Seorang warga, Guido Bordo (69), kehilangan adik dan suaminya yang terjebak di dalam rumah liburan mereka di Dusun Illica, utara Amatrice. Sebelum kematian mereka dikonfirmasi, Guido hanya mendengar suara kucing di bawah reruntuhan.
Seorang bayi berusia 18 bulan, Marisol Piermarini, ditemukan tewas di tempat tidurnya ketika rumah orangtuanya di Arquata del Tronto runtuh. Ibunya, Martina, dan Massimiliano (ayah) telah dibawa ke rumah sakit. Tubuh mereka penuh luka setelah dapat dikeluarkan dari puing-puing.
Tragisnya, keluarga itu pindah ke kawasan tersebut dari L'Aquila setelah rumah mereka di sana hancur dalam gempa bumi pada 2009. (dailymail/feb)