Kelompok Abu Sayyaf Klaim Siap Hadapi Duterte
"Bahkan jika ia mengirimkan semua pasukan Filipina ke Jolo, dia berbicara tentang taktik menghancurkan kami bahwa dia akan menangkap semua kita"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, ZAMBOANGA-- Ledakan bom di kota Davao, yang menewaskan 14 orang tewas dan lebih dari 70 orang terluka, pesan kepada pemerintah bahwa Kelompok Abu Sayyaf tidak takut kepada ancaman Presiden Rodrigo Duterte yang mau menghancurkan mereka di Sulu dan Basilan.
Hal itu ditegaskan juru bicara kelompok Abu Sayyaf (ASG), Abu Rami pada Sabtu (3/9/2016) di Sulu.
Abu bahkan tegaskan, jika mereka kalah jumlah dengan ribuan tentara yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) di Sulu, Abu Sayyaf siap untuk bertempur hingga darah penghabisan untuk mempertahankan wilayah mereka.
Dia mengatakan, serangan di pasar malam di Kota Davao, juga panggilan untuk bersatunya semua mujahidin ISIS.
"Ini hanya awal. Ini menunjukkan bahwa mujahidin ISIS sudah bersatu. Dan itu bersatu di Filipina. Dan kami melakukan ini untuk menunjukkan kepada Presiden Duterte bahwa kita tidak takut dengan siapa pun!"
"Bahkan jika ia mengirimkan semua pasukan Filipina ke Jolo, dia berbicara tentang taktik menghancurkan kami bahwa dia akan menangkap semua kita, Siapakah dia?," demikian dia sampaikan.
Abu juga mengatakan bahwa pengeboman di Kota Davao tidak dimaksudkan untuk mengalihkan fokus dari pasukan pemerintah yang telah mengeluarkan semua peralatan dan logistik untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap ASG di Sulu dan Basilan.
"Bukan itu taktik menenangkannya. Anda tahu pemerintah, strategi ini. Dalam kata-kata, mereka menggunakan istilah teroris, tapi jika Anda membandingkan ciri teroris, itu ada pada pemerintah."
ASG, katanya, sengaja memilih Kota Davao sebagai target untuk mengirim pesan yang kuat kepada Duterte.
Dia juga menantang Duterte untuk mencari tuntunan dari Quran sehingga ia dapat menentukan apakah operasi terhadap ASG benar atau salah.
"Saya berharap dia berubah dan membaca Alquran, sehingga ia dapat melihat apakah ini adalah benar atau salah. Jika ia tidak berpikir salah, dia tidak benar-benar untuk keadilan, ia bukanlah orang yang benar, dia bukanlah seorang Presiden."
Polisi dan militer di Zamboanga, dalam posisi siaga penuh setelah ledakan mematikan di Kota Davao.
Polisi dan anggota satuan tugas Zamboanga yang terlihat di hampir setiap tempat umum dan gedung besar di pusat kota.
Sumber: ABS-CBN
--