Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang PSK Jepang, wanita 34 tahun bernama Ayumi Sugiyama ditanggap polisi perfektur Shizuoka tanggal 1 September 2016.

Menarik darinya adalah melayani lelaki antara 6-10 orang per hari, sehingga penghasilan sedikitnya 10 juta yen dalam 9 bulan terakhir ini.

"Kerja kerasnya tersebut sebenarnya akibat pencucian otak yang dilakukan olehnya kepada yuniornya serta tekanan hutang yang sangat membelitnya sehingga terpaksa kerja seks lembur tersebut dilakukannya juga. Hal ini banyak sekali dilakukan wanita Jepang saat ini," ujar Taizo Ebina salah seorang penulis dunia seks di Jepang.

Hal tersebut dipelajarinya pula dengan perlakuan yang sama dilakukan seniornya dulu terhadapnya, sehingga kini dilakukan hal yang serupa kepada yunior PSK.

Selama 9 bulan sampai dengan Juni 2016 lalu, tersangka berhasil mengumpulkan sedikitnya 10 juta yen dengan pelayanan sedikitnya kepada 1300 lelaki hidung belang.

Mereka bertemu di tempat hiburan malam di Kabukicho Shinjuku Tokyo lalu jalan ke tempat main seksnya di Shizuoka.

Tersangka bertemu sesama wanita PSK yuniornya yang bekerja di sebuah fuzoku (seks komersial) salon di Kota Shizuoka tiga tahun lalu.

Tersangka membuat yunior nya "tidak nyaman" dan menuntut pembayaran 300.000 yen.

"Korban adalah tipe wanita yang taat," kata sumber Tribunnews.com.

Pada awalnya, tersangka hanya mengancam untuk 'mengekspos rahasia' tentang dia.

Tapi kemudian meningkat ke apa yang disebut 'neraka Line,' di mana korban dibombardir dengan pesan-pesan tak berujung.

Instruksi pekerjaan melayani berbagai tamu hidung belang berkali-kali dalam sehari tak hentinya.

Dari perbuatannya tersebut dengan sistim pencucian otak korban sehingga yuniornya, sang korban, mau melakukan pelayanan seks 6-10 kali per hari, dengan ancaman membongkar rahasia pribadinya apabila tak menuruti perintahnya, menjadikan tersangka kaya raya dan berhasil mengumpulkan 10 juta yen lebih.

Kasus model kerja paksa seks dengan sistim pencucian otak, membuat korban takut, sehingga menuruti semua kemauan sang "tuan" mulai banyak dilakukan di Jepang sehingga korban yang jatuh ke dalam dunia PSK semakin banyak saat ini.