Batik Cirebon di Indonesian Cultural Festival
Ini adalah proudk Batik Kahuripan series Sunan Gunung Jati (SGN) yang merupakan batik filosofi berisi ajaran SGN yang diterjemahkan ke motif Batik.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com dari Azerbaijan: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BAKU - Indonesian Cultural Festival yang sedang berlangsung di Baku, Azerbaijan, bukan hanya diisi pementasan seni kebudayaan Indonesia tetapi juga memamerkan produk-produk khas Indonesia.
Kain batik berfilosofi ajaran Sunan Gunung Jati yang berasal dari Cirebon turut dipamerkan.
Ini adalah proudk Batik Kahuripan series Sunan Gunung Jati (SGN) yang merupakan batik filosofi berisi ajaran SGN yang diterjemahkan ke dalam motif Batik.
Adalah Indriya R.Dani, yang kesehariannya berprofesi sebagai Islamic Fashion Writer, lecturer dan designer yang membawa motif-motif batik khas Cirebon tersebut ke Baku.
Menurutnya ada tiga motif yang dipamerkan di Baku diantaranya, Megamendung artinya 9 tingkat ajaran tasawuf bagaimana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selanjutnya, Kapilaya yakni pohon kehidupan dimana Islam dan penganutnya menekuni ibadah sejak lahir sampai wafatnya yang harus dipegang teguh seorang Muslim.
Motif Tumbak menggambarkan refleksi Tauhid antara Allah SWT, Rasulullah SAW dan manusia yang harus berpegang teguh kepada sumber ajaran Islam yakni Al Quran dan Al Hadis.
Setelah satu hari pada Sabtu (19/11/2016) memamerkan produknya di Mugam Merkezi, Baku, Azerbaijan, Indriya, melihat tingginya animo warga Azerbaijan untuk ingin lebih tahu kain batik khas Indonesia itu.
Memang di booth khusus batik ada banyak pengunjung ICF yang berhenti untuk melihat-lihat sambil bertanya-tanya tentang batik. Indriya lalu menjelaskan tentang peluang bisnis busana Muslim ke Baku.
"Masih harus diperkenalkan dan di edukasi secara terus menerus apa itu Busana Muslim dan ajaran Aswaja. Jika konsep Muslim sudah dikenalkan dengan baik melalui salah satunya melalui busana Muslim dan buku. Selanjutnya bisa dikembangkan bisnisnya. Termasuk Wisata Muslimnya," kata Indriya. (*)