Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Obat Antibiotik, Penyanyi Ini Mengalami Hal Mengerikan

Dokter telah memberi informasi kepada keluarganya bahwa dikhawatirkan pasien ini tidak akan bisa bertahan, bila kondisinya terus memburuk.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Gara-gara Obat Antibiotik, Penyanyi Ini Mengalami Hal Mengerikan
dailymail.co.uk
Arits penyanyik Sandy Duperval, 34, dari Toronto, Kanada mengalami rekasi hipersensitif terhadap obat antiobiotika sehingga kulit tubuhnya melepuh seperti terbakar. 

TRIBUNNEWS.COM - Hal mengerikan menimpa artis penyanyi Kanada bernama Sandy Duperval (34).

Kulit di sekujur tubuhnya melepuh hingga 90% setelah diberi antibiotik untuk mengobati infeksi sinus.

Dokter telah memberi informasi kepada keluarganya bahwa dikhawatirkan pasien ini tidak akan bisa bertahan, bila kondisinya terus memburuk.

Beruntung, sang artis penyanyi itu berhasil melewati masa kritis setelah menjalani operasi menyelamatkan jiwanya.

Melepuh
Sandy Duperval ketika menjalani rawat inap akibat reaksi berlebihan saat mendapatkan pengobatan antibiotika.(dailymail.co.uk)
 

Duperval didiagnosis menderita nekrolisis epidermal toksik (NET), nyawanya terancam dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Dokter memberikan resep obat untuk mengatasi infeksi sinus tujuh tahun lalu, tetapi 10 hari kemudian setelah meminum obat itu mulailah tubuhnya mengalami ruam-ruam.

Melepuh
Inilah penampilan sehari-hari Sandy Duperval, 34, sebagai artis penyanyi cukup terkenal di Toronto Kanada.(dailymail.co.uk)

Dia pergi ke rumah sakit setelah kondisinya semakin memburuk, namun petugas medis memperingatkan keluarganya bahwa kondisinya memburuk.

Berita Rekomendasi

Penyanyi dari Toronto, Kanada, berhasil lolos dari maut setelah menjalani operasi.

Meski kisah ini sudah terjaid cukup lama, Duperval pun masih ingin persoalan ini dirilis untuk umum, agar bisa menyemangi setiap orang agar tidak mudah menyerah.

Melepuh
Beginilah kondisi tubuh Sandy Duperval, sekitar 90 persen kulitnya melempuh sepeeti terbakar setelah mengkonsumsi obat antibiotika.(dailymail.co.uk)

Duperval mengatakan: 'Karir saya sangat baik dan saya masih menyimpan banyak banyak mimpi besar. Tiba-tiba seluruh hidup saya berubah dalam semalam, butuh bertahun-tahun untuk memulihkan kulit dan kesehatan saya agar kembali normal,” kata dia.

"Saya tidak berani keluar rumah, karena orang pikir saya ini menderita penyakit luar biasa...” tuturnya.
'Ketika melihat kembali foto-foto itu sulit untuk tidak merasa emosional. Pengalaman ini mengingatkan bahwa sekarang aku sudah mampu bernapas lebih baik. "

Dia pergi ke rumah sakit setelah kondisinya semakin memburuk, namun petugas medis memperingatkan keluarganya bahwa kondisinya memburuk. Penyanyi dari Toronto, Kanada, berhasil lolos dari maut setelah menjalani operasi.

Melepuh
Meski kisah ini sudah terjaid cukup lama, Duperval pun masih ingin persoalan ini dirilis untuk umum, agar bisa menyemangi setiap orang agar tidak mudah menyerah.dailymail.co.uk

Meski kini sudah sembuh total, ternyata NET menyebabkan Sandy Duperval mengalami trauma berkepanjangan.

Desember 2009 sebelum tur ke Maroko, saya mendapat resep obat sulfamethoxazole dan trimethoprim untuk pengobatan selama 10 hari.

Tetapi kemudian menimbulkan banyak ruam di kulit nya, lalu diberi tambahan obat antihistamin dan dikirim kembali ke rumah.

Lebih dari 90 persen kulit tubuhnya terkena ruam, dia kehilangan kulit bibir, tangan dan kaki.

Kukunya terkelupas, mulut dan bibirnya terus berdarah dan ia terus di rumah sakit selama empat minggu.

Namun, ketika ruam terus bertambah, maag pun kambuh.

Beberapa jam kemudian kesehatannya memburuk dan kulitnya mulai 'gelembung'.

Dokter menduga, Duperval terjangkit herpes fatal, diduga itu terjadi setelah dia melakukan kontak dengan monyet saat melaksanakan tur di Maroko.

Keluarganya sudah diingatkan bahwa Duperval tidak akan mampu bertahan lama, karena satu-satunya dokter kulit sedang pergi.

Namun, ibunya mengancam akan menuntut rumah sakit jika mereka tidak menemukan dokter yang bisa mengobatinya.

Pada itu Duperval dalam kondisi setengah sadar, karena diberi kodein dan morfin untuk membantu mengendalikan rasa sakitnya.

Dibutuhkan waktu lima tahun untuk memulihkan kondisi kulitnya secara penuh. Namun, meski sudah sembuh dia kini menderita kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma itu.

Ahli bedah melakukan intubasi trakea untuk membantu pernapasan dan dia ditempatkan dalam kondisi koma selama tiga hari.

Lebih dari 90 persen dari tubuhnya yang terkena dan dia kehilangan kulit di bibirnya, tangan dan kaki.

Dia menambahkan: "Ketika mereka mengambil tabung dari saya dan saya melihat darah keluar dari mulut saya, saya menyadari betapa buruk itu kondisi kesehatanku.

'Lalu aku melihat wajah saya untuk pertama kalinya dan menangis. Padahal aku tidak pernah menangis sebelumnya.'

Butuh waktu lima tahun untuk kulitnya untuk sepenuhnya pulih. Dia kini menderita kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma akibat cobaan nya. Duperval mengatakan: 'Pemulihan ini sungguh sulit, tapi aku sangat bersyukur selalu ada yang membantu proses penyembuhan ini."

'Meskipun hidup dengan kecemasan, saya menjaga pikiran positif dan terus bekerja. Sungguh hari-hari sulit saya lalu penuh perjuangan," tuturnya.

'Sejauh ini, saya tidak merasakan sakit lagi dan yang lebih menakjubkan pigmentasi kulit saya pulih kembali seperti sedia kala. Ini semua berkat dukungan dari dokter dan paramedis, juga oleh ibu dan nenek ku yang selalu menyertai setiap langkahku."

Apakah nekrolisis epidermal toksik?
Nekrolisis epidermal toksik (NET) adalah reaksi akut dari suatu pengobatan yang ditandai dengan kematian dan pengelupasan kulit di bagian epidermis.

NET umumnya merupakan penyakit yang berat jika pengobatannya tidak cepat dan tepat sering menyebabkan kematian.

Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Allan Lyell tahun1956 sebanyak empat kasus, sehingga penyakit ini disebut juga Sindrom Lyell’s.

NET ditemukan oleh Allan Lyell dengan gambaran berupa erupsi yang menyerupai luka bakar pada kulit akibat terkena cairan panas (scalding).

Kata “toxic” yang digunakan mengacu pada kondisi dimana beredarnya racun dalam peredaran darah yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala dan nekrolisis epidermal. Sedangkan kata “necrolysis” digunakan Lyell’s dengan menggabungkan gejala klinis epidermolisis dengan gambaran histopatologi “necrosis’

Toxic epidermal toksik adalah reaksi yang berpotensi mengancam jiwa yang biasanya terjadi setelah memulai pengobatan baru.

Reaksi itu diyakini terjadi satu 1: 500.000 orang, dan lebih sering terjadi pada orang tua - terutama karena peningkatan pasokan obat ke dalam tubuh.

Para ahli mengatakan hal itu menyebabkan lapisan atas kulit melepaskan diri dari lapisan bawah, menyebabkan melepuh dan mengelami sakit akibat luka-luka.

Nekrosis juga bisa menyebabkan kematian, karena sebagian besar atau semua sel di organ atau jaringan akibat penyakit, cedera, atau kegagalan pasokan darah.

Menurut data 30 persen penderita kasus ini meninggal dunia akibat reaksi berlebihan, biasanya menyebabkan infeksi pada sepsis dan organ. (Tribun Kaltim/priyo suwarno)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas